Nilai-nilai yang harus dikuasai, antara lain :
1. Selalu taat menjalankan ibadah sesuai agamanya dan mengajak orang lain untuk beribadah.
- Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala baik berupa perkataan atau perbuatan yang nampak ataupun yang tersembunyi dan berlepas diri dari segala hal-hal yang bertengtangan dan berlawanan dengannya.
Arti taat adalah senantiasa tunduk terhadap peraturan yang di buat.
Jadi pada point yang satu ini, kita harus patuh terhadap perintahnya dan menjauhi larangannya. Serta mengajak orang lain agar taat kepada ajarannya.
2. Berperan aktif dalam penyelenggaraan kegiatan keagamaan baik dalam Gerakan Pramuka maupun di masyarakat.
Menjadi panitia di setiap kegiatan keagamaannya masing-masing.
Selalu turut serta dalam kegiatan keagamaan.
Bagi yang beragama Islam, menjadi Remaja masjid.
3. Dapat mengajak teman/orang lain untuk berperilaku toleran antar umat beragama.
Kita hidup dalam negara yang penuh keragaman, baik dari suku, agama, maupun budaya. Untuk hidup damai dan berdampingan, tentu dibutuhkan toleransi satu sama lain. Toleransi adalah perilaku terbuka dan menghargai segala perbedaan yang ada dengan sesama. Biasanya orang bertoleransi terhadap perbedaan kebudayaan dan agama.
Namun, konsep toleransi ini juga bisa diaplikasikan untuk perbedaan jenis kelamin, anakanak dengan gangguan fisik maupun intelektual dan perbedaan lainnya. Ada tiga macam sikap toleransi, yaitu:
a. Negatif : Isi ajaran dan penganutnya tidak dihargai. Isi ajaran dan penganutnya hanya dibiarkan saja karena dalam keadaan terpaksa.
Contoh : PKI atau orang-orang yang beraliran komunis di Indonesia pada zaman Indonesia baru merdeka.
b. Positif : Isi ajaran ditolak, tetapi penganutnya diterima serta dihargai.
Contoh : Anda beragama Islam wajib hukumnya menolak ajaran agama lain didasari oleh keyakinan pada ajaran agama Anda, tetapi penganutnya atau manusianya Anda hargai.
c. Ekumenis : Isi ajaran serta penganutnya dihargai, karena dalam ajaran mereka itu terdapat unsur-unsur kebenaran yang berguna untuk memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri.
Contoh : Anda dengan teman Anda sama-sama beragama Islam atau Kristen tetapi
berbeda aliran atau paham.
4. Islam.
- Dapat bertindak sebagai Imam dalam sholat berjamaah di perkemahan.
- Dapat menghafal 10 macam doa harian dan hafal 10 macam surat pendek.
- Dapat memimpin doa.
- Selalu melaksanakan Shalat berjamaah di Masjid.
Dapat bertindak sebagai imam dalam sholat berjamaah di perkemahan
Saat di perkemahaan bisa dan tau cara-cara menjadi imam, misalnya mengingatkan tantang lurus rapatnya barisan saff dan setelah itu menjadi imam yang benar yaitu memimpin gerakan sholat , misalnya: rukuk, sujud dll.
Dapat menghafal 10 macam doa harian dan hafal 10 macam surat pendek:
Surat pendek, misalnya: surat al-ikhlas, an-naas, al-kautsar dll. Doa harian, misalnya: -doa mau makan= allahuma bariklana fima rojaktana wakina ajjabanar. -doa sesudah makan, -doa mau tidur dll.
Dapat memimpin doa:
Memimpin doa untuk mengawali sesuatu agar semuanya terasa lebih baik, contoh: untuk mengawali acara makan-makan ini alangkah baiknya kita membaca doa makan, berdoa mulai: allahuma bariklana fima rojaktana wakina ajjabanar, selesai.
Selalu melaksanakan sholat berjamaah di masjid:
Sehari- harinya selalu melaksanakan sholat berjamaah di masjid dengan niat hati yang baik.
Katholik.
- Tahu arti Misa Kudus, dan bagian-bagiannya yang penting.
- Tahu alat-alat Misa dan warna-warna Liturgi.
- Tahu hierarki Gereja.
Aspergillum
Sacramentarium
Warna-warna liturgi: hijau, ungu, putih, merah, hitam.
• Tahu arti misa kudus, dan bagian-bagiannya yang penting:
Misa kudus = korban bagi perjanjian baru apabila kristus melalui perantaraan para paderi, membersembahkan dirinya kepada tuhan tritunggal maha kudus dengan cara yang tidak berdarah dalam rupa roti atau wain.
• Tahu alat-alat misa dan warna-warna liturgi:
Alat-alat misa:
Piala ( calix= cawan ) = cawan yang menjadi tempat anggur untuk di konsekrasi.
Purifikatorium = berbentuk segi empat, untuk membersihkan piala
Patena = yaitu piring
Palla = kain untuk tubuh tuhan, dari bahasa latin.
Corporale = sehelai kain lenan putih berbentuk bujur sangkar dengan salip kecil ditengahnya.
Sibori = bejana berupa piala
Piksis = sebuah wadah kecil berbentuk bundar dengan engsel penutup.
Ampul = bejana untuk menuangkan air/anggur.
Lavabu
Turibulum
Navikula
• Tahu hierarki gereja:
Menurut ajaran resmi gereja struktur hierarkis termasuk hakikat kehidupannya juga. Perutusan ilahi, yang dipercaya kristus kepada rasul itu, akan berlangsung sampai akhir zaman, sebab injil, yang harus mereka wartakan, bagi gereja merupakan azas seluruh kehidupan untuk selamanya. Maka konsili mengajarkan bahwa “ atas penetapan illahi, para uskup menggantikan para rasul sebagai gembala gereja” kepada mereka itu para rasul berpesan, agar mereka menjaga seluruh kawanan, tempat roh kudus mengangkat mereka untuk menggembalakan jemaat tuhan.
Protestan.
- Dapat memimpin beberapa nyanyian Gerejani dalam pertemuan-pertemuan Penggalang.
- Dapat memimpin doa dalam pertemuan-pertemuan Penggalang.
- Dapat menjelaskan Hukum Kasih (Lukas 10 : 27 dan Matius 22 : 37-40).
- Dapat Menjelaskan tentang dua belas pengakuan Iman Rasuli.
Dapat memimpin beberapa nyanyian gereja dalam pertemuan-pertemuan penggalang
Dapat memimpin untuk menyanyikan lagu gereja pada pertemuan penggalang dan tau caranya.
Dapat memimpin doa dalam pertemuan-pertemuan penggalang:
Dapat memimpin doa untuk mengawali sesuatu, contoh: intuk mengawali acara kali ini alangkah baiknya berdoa terlebih dulu, berdoa mulai: , selesai.
Dapat menjelaskan hokum kasih ( Lukas 10:27 dan matius 22:37-40 ) :
> Lukas 10:27 = jawab orang itu: kasihilah tuhan, tuhanmu dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan akal budimu dan kasihilah, sesamamu seperti dirimu.
> matius 22:37 = kasihilah tuhan, tuhanmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.
> matius 22:38 = itulah hokum yang terutama dan yang pertama.
> matius 22:39 = dan hokum yang kedua yang sama itu ialah : kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
> matius 22:40 = pada kedua hokum inilah tergantung seluruh hukum taurat dan kitab para nabi
Dapat menjelaskan tentang dua belas pengakuan imam rasuli:
Berikut pengakuan imam rasuli:
Aku percaya kepada Allah bapa, yang maha kuasa
khalik langit dan bumi.
Dan kepada Yesus Kristus anaknya yang tunggal Tuhan kita
Yang dikandung dari pada roh kudus
lahir dari anak dara Maria
Yang menderita di bawah pemerintahan Pontiu Pilatus disalibkan, mati dan dikuburkan
Turun kedalam kerajaan maut pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati
Naik ke surga duduk disebelah kanan Allah Bapa yang maha kuasa
Dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati
Aku percaya kepada Roh Kudus
Gereja yang kudus dan am
Persekutuan orang kudus
pengampunan dosa
Kebangkitan daging dan hidup yang kekal
Amin
Hindu.
- Dapat melafalkan dan memahami arti bait-bait dalam matram Puja Tri Sandya serta dapat dan mampu memimpin pelaksanaan persembahyangan.
- Dapat menyebutkan bagian-bagian kepemimpinan Hindu dalam Asta Brata.
- Dapat memahami serta menerapkan Ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari hari.
- Dapat menjelaskan pengertian dan konsep ajaran Rwa Bhineda.
- Dapat menguraikan dan memahami kaitan ajaran Catur asrama dan catur Purusa Artha.
- Dapat mempraktikkan minimal lima gerakan Yoga Asanas.
- Dapat menarikan lebih dari satu bentuk tarian sakral keagamaan Hind.
- Dapat melafalkan dan mengkidungkan salah satu bentuk Dharma Gita
Dapat melafalkan dan memahami arti bait-bait dalam puja tri sandya serta dapat dan mampu memimpin pelaksanaan persembahayangan:
Puja Trisandya
Persekutuan orang kudus
pengampunan dosa
Kebangkitan daging dan hidup yang kekal
Amin
Hindu.
- Dapat melafalkan dan memahami arti bait-bait dalam matram Puja Tri Sandya serta dapat dan mampu memimpin pelaksanaan persembahyangan.
- Dapat menyebutkan bagian-bagian kepemimpinan Hindu dalam Asta Brata.
- Dapat memahami serta menerapkan Ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari hari.
- Dapat menjelaskan pengertian dan konsep ajaran Rwa Bhineda.
- Dapat menguraikan dan memahami kaitan ajaran Catur asrama dan catur Purusa Artha.
- Dapat mempraktikkan minimal lima gerakan Yoga Asanas.
- Dapat menarikan lebih dari satu bentuk tarian sakral keagamaan Hind.
- Dapat melafalkan dan mengkidungkan salah satu bentuk Dharma Gita
Dapat melafalkan dan memahami arti bait-bait dalam puja tri sandya serta dapat dan mampu memimpin pelaksanaan persembahayangan:
Puja Trisandya
Terjemahannya
OM, OM
OM BHUR BHUWAH SWAH,
TAT SAWITUR WARENYAM,
BHARGO DEWASYA DHIMAHI,
DHIYO YO NAH PRACHODAYAT,
OM, OM
OM BHUR BHUWAH SWAH,
TAT SAWITUR WARENYAM,
BHARGO DEWASYA DHIMAHI,
DHIYO YO NAH PRACHODAYAT,
Ya Hyang Widhi yang menguasai ketiga dunia ini,
Yang maha suci dan sumber segala kehidupan,
sumber segala cahaya,
semoga limpahkan pada budi nurani kami penerangan sinar cahayaMu yang maha suci.
OM NARAYANAD EWEDAM SARWAM,
YAD BHUTAM YASCA BHAWYAM,
NISKALANKO NIRANJANO NIRWIKALPO,
NlRAKYATAH SUDDHO DEWO EKO,
NARAYANA NADWITYO ASTI KASCIT
Ya Hyang Widhi, darimulah segala yang sudah ada dan yang akan ada di alam ini berasal dan kembali nantinya.
Yang maha suci dan sumber segala kehidupan,
sumber segala cahaya,
semoga limpahkan pada budi nurani kami penerangan sinar cahayaMu yang maha suci.
OM NARAYANAD EWEDAM SARWAM,
YAD BHUTAM YASCA BHAWYAM,
NISKALANKO NIRANJANO NIRWIKALPO,
NlRAKYATAH SUDDHO DEWO EKO,
NARAYANA NADWITYO ASTI KASCIT
Ya Hyang Widhi, darimulah segala yang sudah ada dan yang akan ada di alam ini berasal dan kembali nantinya.
Engkau adaIah gaib, tiada berwujud, di atas segala kebingungan, tak termusnahkan.
Engkau adalah maha cemerlang, maha suci, maha esa dan tiada duanya.
OM TWAM SIWAH TWAM MAHADEWAH,
ISWARAH PARAMESWARA,
BRAHMA WISNUSCA RUDRASCA,
PURUSAH PARIKIRTITAH,
Engkau disebut Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma dan Wisnu dan juga Rudra.
Engkau adalah asal mula dari segala yang ada.
OM PAPO'HAM PAPAKARMAHAM,
PAPATMA PAPASAMBHAWAH,
TRAHI MAM PUNDARIKAKSAH,
SABAHYABHYANTARA SUCIH.
Oh Hyang Widhi Wasa, hamba ini papa,
jiwa hamba papa dan kelahiran hambapun papa, perbuatan hamba papa,
Ya Hyang Widhi, selamatkanlah hamba dari segala kenistaan ini, dapatlah disucikan lahir dan batin hamba.
OM KSAMA SWAMAM MAHADEWA,
SARWAPRANI HITANGKARAH,
MAM MOCCA SARWAPAPEBHYAH,
PALAYASWA SADASIWA.
Ampunilah hamba. oh Hyang Widhi, penyelamat segala makhluk.
Lepaskanlah , kiranya hamba dari segala kepapaan ini dan tuntunlah hamba, selamatkan dan lindungilah hamba oh Hyang Widhi Wasa.
OM KSANTAWYA KAYIKA DOSAH.
KSANTAWYO WACIKA MAMA,
KSANTAWYA MANASA DOSAH,
TAT PRAMADAT KSAMASWA MAM.
Oh Hyang Widhi Wasa, ampunilah segala dosa hamba, ampunilah dosa dari ucapan hamba dan ampunilah pula dosa dari pikiran hamba.
Ampunilah hamba atas segaIa kelalaian hamba itu.
OM SANTI, SANTI, SANTI OM
Semoga damai dihati, damai didunia, damai selalu.
Dapat menyebutkan bagian-bagian kepemimpinan hindu dalam astra brata:
Kedelapan ilmu kepemimpinan tersebut terdiri dari :
1. Surya atau mentari.
Dia memancarkan sinar terang sebagai sumber kehidupan yang membuat semua mahluk tumbuh dan berkembang. Analogi ini mengharapkan seorang pemimpin untuk mampu menumbuhkembangkan daya hidup rakyatnya untuk membangun bangsa dan negara, dengan memberikan bekal lahir dan bathin untuk dapat berkarya secara maksimal menurut swadharma atau bidang tugasnya masing-masing.
2. Candra atau rembulan.
Memancarkan sinar di kegelapan malam. Cahaya rembulan yang lembut akan mampu menumbuhkan semangat dan harapan di tengan kegelapan. Seorang pemimpin hendaknya mampu memberikan dorongan atau motivasi untuk membangkitkan semangat rakyatnya, walau dalam kelamnya duka karena bencana.
3. Kartika atau bintang.
Memberikan sinar indah kemilau, jauh di langit, sehingga dapat menjadi petunjuk arah bagi yang memerlukan. Seorang pemimpin harus mampu menjadi teladan untuk berbuat kebaikan. Tak pernah ragu menjalankan keputusan yang disepakati, serta tidak mudah terpengaruh oleh pihak yang akan menyesatkan.
4. Angkasa atau langit.
Luas tak terbatas, hingga mampu menampung apa saja yang datang padanya. Seorang pemimpin hendaknya memiliki keluasan batin dan kemampuan mengendalikan diri yang kuat, hingga dengan sabar mampu menampung aspirasiatau pendapat rakyatnya yang beraneka ragam.
5. Bayu atau angin.
Selalu ada dimana-mana, tanpa membedakan tempat serta selalu mengisi semua ruang kosong. Seorang pemimpin hendaknya dekat dengan rakyat, tanpa membedakan derajat dan martabatnya, bisa mengetahui keadaan dan keinginan rakyatnya. Mampu memahami dan menyerap aspirasi rakyat.
6. Samodra atau lautan.
Betapapun luasnya samudra, senantiasa mempunyai permukaan yang rata, bersifat sejuk menyegarkan. Sang pemimpin hendaknya mampu menempatkan semua orang pada derajat dan martabat yang sama, sehingga dapat berlaku adil, bijaksana dan penuh kasih sayang terhadap rakyatnya.
7. Agni atau api.
Api mempunyai kemampuan untuk membakar habis dan menghancur leburkan segala sesuatu yang bersentuhan dengannya. Seorang pemimpin hendaknya berwibawa dan berani menegakkan kebenaran dan keadilan secara tegas, tuntas dan tanpa pandang bulu.
8. Pertiwi atau bumi/tanah.
Bumi mempunyai sifat kuat sekaligus murah hati. Selalu memberi hasil kepada siapapun yang mau berusaha mengelola dan memeliharanya dengan tekun. Seorang pemimpin hendaknya berwatak sentosa, teguh dan murah hati, senang beramal dan senantiasa berusaha untuk tidak mengecewakan kepercayaan rakyatnya.
Demikian dijelaskan dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia tentang Asta Brata ini.
Dalam pengembangan ajaran ini, Patih Gajah Mada seperti dijelaskan dalam artikel blog Paris Sweet Home, telah mengembangkan konsep dasar kepemimpinan ini menjadi 18 yang disebut dengan Asta Dasa Berata Pramiteng Prabhu yaitu terdiri dari :
Wijaya; bersikap tenang dan bijaksana.
Matri Wira; berani membela yang benar.
Natanggwan; mendapat kepercayaan rakyat,
Satya bhakti a prabhu; taat kepada pemimpin/pemerintah.
Wagmi wak; pandai berbicara dan meyakinkan pendengar.
Wicak saneng naya; cerdik menggunakan pikiran.
Sarja wopasana; selalu bersikap rendah hati.
Dirotsaha; rajin dan tekun bekerja.
Tan satresna; jangan terikat/mengikatkan diri pada satu golongan atau persoalan.
Masihi semesta Buwana; bersikap kasih sayang kepada semuanya.
Sih Semesta buwana; dikasihi oleh semuanya;
Negara Ginang Pratidnya; selalu mengabdi dan mendahulukan kepentingan negara.
Dibya cita; toleran terhadap pendirian orang lain.
Sumantri; tegas dan jujur.
Anayaken musuh; selalu dapat memperdaya musuh.
Waspada Pubha wisesa; waspada selalu/introspeksi.
Ambeg Paramartha; pandai mendahulukan hal-hal yang lebih penting.
Prasaja; hiduplah sederhana.
Dapat memahami serta menerapkan ajaran tri hita karana dalam kehidupan sehari-hari:
Tri Hita Karana berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Hita” yang berarti kebahagiaan dan “Karana” yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hita Karana berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan”.
Konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup tangguh. Falsafah tersebut memiliki konsep yang dapat melestarikan keaneka ragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi. Pada dasarnya hakikat ajaran tri hita karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan ke Tuhan yang saling terkait satu sama lain. Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya. Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Apabila keseimbangan tercapai, manusia akan hidup dengan menghindari dari pada segala tindakan buruk. Hidupnya akan seimbang, tenteram, dan damai.
Hakikat mendasar Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antaraManusia dengan Tuhan nya, Manusia dengan alam lingkungannya, dan Manusia dengan sesamanya. Dengan menerapkan falsafah tersebut diharapkan dapat menggantikan pandangan hidup modern yang lebih mengedepankan individualisme dan materialisme. Membudayakan Tri Hita Karana akan dapat memupus pandangan yang mendorong konsumerisme, pertikaian dan gejolak.
Dapat menjelaskan pengertian dan konsep ajaran rwa bhineda:
Rwa Bhineda dalam pengertian bahasa Bali dikenal sebagai perbedaan yang mengatur keseimbangan dunia. Seperti contoh kalau ada hal baik, tentu ada juga hal yang buruk. Begitu pula kalau ada malam, akan diseimbangkan dengan adanya siang dan kalau ada kanan, akan diseimbangkan oleh adanya kiri. Keseimbangan ini sangat perlu dan dipercaya sebagai tujuan dari hidup, yakni mencapai titik seimbang yaitu titik Nol yang tidak kosong, namun Nol yang penuh isi. Dengan pencapaian titik itu, dipercaya akan mencapai kebahagiaan yang abadi, dimana atman akan menyatu dengan Tuhan.
Dapat menguraikan dan memahami kaitan ajaran catur asrama dan catur purusa artha:
Catur Asrama adalah empat tingkatan kehidupan atas dasar keharmonisan hidup dalam ajaran Hindu. Setiap tingkatan kehidupan manusia di bedakan berdasarkan atas tugas dan kewajiban manusia dalam menjalani kehidupannya, namun terikat dalam satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Sebagai contohnya, perbedaan kewajiban antara orang tua dan anak.
Catur purusa artha adalah empat kekuatan atau dasar kehidupan menuju kebahagiaan, yaitu : Dharma, Arta, Kama, dan Moksa. Urut-urutan ini merupakan tahapan-tahapan yang tidak boleh ditukar-balik karena mengandung keyakinan bahwa tiada arta yang diperoleh tanpa melalui dharma; tiada kama diperoleh tanpa melalui arta, dan tiada moksa yang bisa dicapai tanpa melalui dharma, arta, dan kama.
Dapat mempraktikan minimal lima gerakan yoga asanas:
Seated dan twist, standing, core, backbends, arm balances, forward bends, inversions, restorative, meditation, pranayama, mudra dan bandha.
-Dapat menarik lebin dari satu bentuk lingkaran tarian sacral kegamaan hindu:
-Dapat melafalkan dan mengkidungkan salah satu bentuk dharma gita:
“Semoga semua nyanyianku menyatukan lagunya beraneka itu ke dalam arus yang satu, dan mengairkannya ke dalam samudra sunyi, dalam sebuah pujaan pada-Mu. Sebagai sekawan burung gagak yang rindukan pulang, malam dan siang terus terbang ke sarangnya di gunung, biarlah demikian seluruh hidupku pulang kembali ke rumahnya abadi, dalam satu pujaan pada-Mu” (Rabindranath Tagore).
Utsawa Dharma Gita, seperti telah menjadi ketetapan adalah merupakan salah satu media bermanfaat dalam pembinaan mental spiritual umat. Didalamnya dikandung maksud, selain untuk lebih “mengakrabkan” umat dengan pustaka – pustaka sucinya, juga bertujuan luhur guna terus menggemakan “nyanyian – nyanyian Tuhan” itu agar mampu menggetarkan kesadaran untuk selalu berpihak pada “suara kebenaran”.
-Dapat melafalkan dan mengkidungkan salah satu bentuk dharma gita:
“Semoga semua nyanyianku menyatukan lagunya beraneka itu ke dalam arus yang satu, dan mengairkannya ke dalam samudra sunyi, dalam sebuah pujaan pada-Mu. Sebagai sekawan burung gagak yang rindukan pulang, malam dan siang terus terbang ke sarangnya di gunung, biarlah demikian seluruh hidupku pulang kembali ke rumahnya abadi, dalam satu pujaan pada-Mu” (Rabindranath Tagore).
Utsawa Dharma Gita, seperti telah menjadi ketetapan adalah merupakan salah satu media bermanfaat dalam pembinaan mental spiritual umat. Didalamnya dikandung maksud, selain untuk lebih “mengakrabkan” umat dengan pustaka – pustaka sucinya, juga bertujuan luhur guna terus menggemakan “nyanyian – nyanyian Tuhan” itu agar mampu menggetarkan kesadaran untuk selalu berpihak pada “suara kebenaran”.
Pada akhirnya, pelantunan lagu-lagu kerohanian itu dapat dijadikan sebagai Gitanjali — medium persembahan bhakti dalam pemujaan kehadapan Hyang Widhi. Bagi umat Hindu, jauh sebelum Utsawa Dharma Gita diperkenalkan sebagai kegiatan lomba, apa yang disebut sebagai tradisi Gitanjali sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari bermacam aktivitas keagamaan. Mewirama, mekidung, mekekawin, megeguritan atau memutru adalah bentuk – bentuk kongkret dari sebuah upaya rahayu untuk memuja-muji kebesaran Hyang Widhi melalui persembahan Gita.
Buddha.
- Dapat melakukan kebaktian baik perorangan maupun bersama-sama.
- Dapat melakukan meditasi.
- Dapat menyanyikan lagu Malam Suci Waisak.
- Dapat menyebutkan tempat-tempat suci Agama Buddha.
- Dapat menceritakan silsilah keluarga Pangeran Sidharta Gotama.
Buddha.
- Dapat melakukan kebaktian baik perorangan maupun bersama-sama.
- Dapat melakukan meditasi.
- Dapat menyanyikan lagu Malam Suci Waisak.
- Dapat menyebutkan tempat-tempat suci Agama Buddha.
- Dapat menceritakan silsilah keluarga Pangeran Sidharta Gotama.
Dapat melakukan kebaktian baik perorangan maupun bersama-sama:
Tahu tata cara kebaktian baik perorangan maupun bersama-sama dan tau urutannya.
Dapat melakukan meditasi:
Semadi atau meditasi adalah praktik relaksasi yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari.[1] Makna harfiah meditasi adalah kegiatan mengunyah-unyah atau membolak-balik dalam pikiran, memikirkan, merenungkan.[2] Arti definisinya, meditasi adalah kegiatan mental terstruktur, dilakukan selama jangka waktu tertentu, untuk menganalisis, menarikkesimpulan, dan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan tindakan atau penyelesaian masalah pribadi, hidup, danperilaku.[2]
Dengan kata lain, meditasi melepaskan kita dari penderitaan pemikiran baik dan buruk yang sangat subjektif yang secara proporsionalberhubungan langsung dengan kelekatan kita terhadap pikiran dan penilaian tertentu.[3] Kita mulai paham bahwa hidup merupakan serangkaian pemikiran, penilaian, dan pelepasan subjektif yang tiada habisnya yang secara intuitif mulai kita lepaskan.[3]Dalam keadaan pikiran yang bebasdari aktivitas berpikir, ternyata manusia tidak mati, tidak juga pingsan, dan tetap sadar.[4]
Dapat menyanyikan lagu malam suci waisak:
Lagu buddist malam suci waisak:
Malam suci sunyi
Bulan purnama sidhi
Pada suatu hari
Waktu bulan Waisak purnama
Sang Gotama muni
Di bawah pohon Bodhi
Duduk bersamadhi
Melaksanakan mawas diri
Reff:
Tercapailah samyak nyata
Pengetahuan sempurna
Parinibbana buahnya
Leburlah Avidya
Tahu tata cara kebaktian baik perorangan maupun bersama-sama dan tau urutannya.
Dapat melakukan meditasi:
Semadi atau meditasi adalah praktik relaksasi yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari.[1] Makna harfiah meditasi adalah kegiatan mengunyah-unyah atau membolak-balik dalam pikiran, memikirkan, merenungkan.[2] Arti definisinya, meditasi adalah kegiatan mental terstruktur, dilakukan selama jangka waktu tertentu, untuk menganalisis, menarikkesimpulan, dan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan tindakan atau penyelesaian masalah pribadi, hidup, danperilaku.[2]
Dengan kata lain, meditasi melepaskan kita dari penderitaan pemikiran baik dan buruk yang sangat subjektif yang secara proporsionalberhubungan langsung dengan kelekatan kita terhadap pikiran dan penilaian tertentu.[3] Kita mulai paham bahwa hidup merupakan serangkaian pemikiran, penilaian, dan pelepasan subjektif yang tiada habisnya yang secara intuitif mulai kita lepaskan.[3]Dalam keadaan pikiran yang bebasdari aktivitas berpikir, ternyata manusia tidak mati, tidak juga pingsan, dan tetap sadar.[4]
Dapat menyanyikan lagu malam suci waisak:
Lagu buddist malam suci waisak:
Malam suci sunyi
Bulan purnama sidhi
Pada suatu hari
Waktu bulan Waisak purnama
Sang Gotama muni
Di bawah pohon Bodhi
Duduk bersamadhi
Melaksanakan mawas diri
Reff:
Tercapailah samyak nyata
Pengetahuan sempurna
Parinibbana buahnya
Leburlah Avidya
Diketemukannya
Hasta Ariya Magga
Jalan Tengah kramat
Tuk mencapai Dukkha Nirodha
Reff:
Tercapailah cita-cita
Perjuangan manusia
Mengungkap tabir rahasia
Asal mula derita
Diketemukannya
Dharma Kesunyataan
Tribuana bahagia
Karna sinarnya Dharma
Dapat menyebutkan tempat-tempat suci agama Buddha:
Empat tempat yang layak diziarahi oleh umat yang penuh keyakinan dan yang akan mengispirasikan kebangkitan spiritual dalam diri mereka tempat-tempat itu meliputi :
1. Lumbini, tempat kelahiran Buddha
2. Buddha Gaya (Bodhgaya), tempat Buddha mencapai Pencerahan Sempurna
3. Taman Rusa di Isipatana, tempat Buddha memutar rodaDhamma pertama kali
4. Kusinara, tempat Buddha mencapai Maha Parinibbana, Pembebasan Akhir
Semua peziarah ini, jika meninggal saat berziarah ke tempat-tempat ini dengan hati yang penuh bakti, saat tubuhnya hancur setelah mati, akan terlahir kembali di alam bahagia, bahkan di alam surga.
Dapat menceritakan silsilah keluarga pangeran sidharta gotama:
Gautama Buddha dilahirkan dengan nama Siddhārtha Gautama (Sanskerta: Siddhattha Gotama; Pali: "keturunan Gotama yang tujuannya tercapai"), dia kemudian menjadi sang Buddha (secara harfiah: orang yang telah mencapai Penerangan Sempurna). Dia juga dikenal sebagai Shakyamuni ('orang bijak dari kaum Sakya') dan sebagai sang Tathagata. Siddhartha Gautama adalah guru spiritual dari wilayah timur laut India yang juga merupakan pendiri Agama Buddha[2] Ia secara mendasar dianggap oleh pemeluk Agama Buddha sebagai Buddha Agung (Sammāsambuddha) pada masa sekarang. Waktu kelahiran dan kematiannya tidaklah pasti: sebagian besar sejarawan dari awal abad ke 20 memperkirakan kehidupannya antara tahun 563 SM sampai 483 SM; baru-baru ini, pada suatu simposium para ahli akan masalah ini,[3] sebagian besar dari ilmuwan yang menjelaskan pendapat memperkirakan tanggal berkisar antara 20 tahun antara tahun 400 SM untuk waktu meninggal dunianya, sedangkan yang lain menyokong perkiraan tanggal yang lebih awal atau waktu setelahnya.
Siddhartha Gautama merupakan figur utama dalam agama Buddha, keterangan akan kehidupannya, khotbah-khotbah, dan peraturan keagamaan yang dipercayai oleh penganut agama Buddha dirangkum setelah kematiannya dan dihafalkan oleh para pengikutnya. Berbagai kumpulan perlengkapan pengajaran akan Siddhartha Gautama diberikan secara lisan, dan bentuk tulisan pertama kali dilakukan sekitar 400 tahun kemudian. Pelajar-pelajar dari negara Barat lebih condong untuk menerima biografi Sang Buddha yang dijelaskan dalam naskah Agama Buddha sebagai catatan sejarah, tetapi belakangan ini "keseganan pelajar negara Barat meningkat dalam memberikan pernyataan yang tidak sesuai mengenai fakta historis akan kehidupan dan pengajaran Sang Buddha."[4]
Ayah dari Pangeran Siddhartha Gautama adalah Sri Baginda Raja Suddhodana dari Suku Sakya dan ibunya adalah Ratu Mahā Māyā Dewi. Ibunda Pangeran Siddharta Gautama meninggal dunia tujuh hari setelah melahirkan Sang Pangeran. Setelah meninggal, beliau terlahir di alam/surga Tusita, yaitu alam surga luhur. Sejak meninggalnya Ratu Mahā Māyā Dewi, Pangeran Siddharta dirawat oleh Ratu Mahā Pajāpati, bibinya yang juga menjadi isteri Raja Suddhodana.
Pangeran Siddharta dilahirkan pada tahun 563 SM di Taman Lumbini, saat Ratu Maha Maya berdiri memegang dahan pohon sal. Pada saat ia lahir, dua arus kecil jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya hangat. Arus tersebut membasuh tubuh Siddhartha. Siddhartha lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah ke arah utara, dan tempat yang dipijakinya ditumbuhi bunga teratai.
Oleh para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala, diramalkan bahwa Sang Pangeran kelak akan menjadi seorang Chakrawartin (Maharaja Dunia) atau akan menjadi seorang Buddha. Hanya pertapa Kondañña yang dengan tegas meramalkan bahwa Sang Pangeran kelak akan menjadi Buddha. Mendengar ramalan tersebut Sri Baginda menjadi cemas, karena apabila Sang Pangeran menjadi Buddha, tidak ada yang akan mewarisi tahta kerajaannya. Oleh pertanyaan Sang Raja, para pertapa itu menjelaskan agar Sang Pangeran jangan sampai melihat empat macam peristiwa. Bila tidak, ia akan menjadi pertapa dan menjadi Buddha.
Empat macam peristiwa itu adalah:
Orang tua,
Orang sakit,
Orang mati,
Seorang pertapa.
Sejak kecil sudah terlihat bahwa Sang Pangeran adalah seorang anak yang cerdas dan sangat pandai, selalu dilayani oleh pelayan-pelayan dan dayang-dayang yang masih muda dan cantik rupawan di istana yang megah dan indah. Pada saat berusia 7 tahun, Pangeran Siddharta mempunyai 3 kolam bunga teratai, yaitu:
Kolam Bunga Teratai Berwarna Biru (Uppala)
Kolam Bunga Teratai Berwarna Merah (Paduma)
Kolam Bunga Teratai Berwarna Putih (Pundarika)
Dalam Usia 7 tahun Pangeran Siddharta telah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Pangeran Siddharta menguasai semua pelajaran dengan baik. Dalam usia 16 tahun Pangeran Siddharta menikah dengan Puteri Yasodhara yang dipersuntingnya setelah memenangkan berbagai sayembara. Dan saat berumur 16 tahun, Pangeran memiliki tiga Istana, yaitu:
Istana Musim Dingin (Ramma)
Istana Musim Panas (Suramma)
Istana Musim Hujan (Subha)
Kata-kata pertapa Asita membuat Raja Suddhodana tidak tenang siang dan malam, karena khawatir kalau putra tunggalnya akan meninggalkan istana dan menjadi pertapa, mengembara tanpa tempat tinggal. Untuk itu Baginda memilih banyak pelayan untuk merawat Pangeran Siddharta, agar putra tunggalnya menikmati hidup keduniawian. Segala bentuk penderitaan berusaha disingkirkan dari kehidupan Pangeran Siddharta, seperti sakit, umur tua, dan kematian, sehingga Pangeran hanya mengetahui kenikmatan duniawi.
Orang tua,
Orang sakit,
Orang mati,
Seorang pertapa.
Sejak kecil sudah terlihat bahwa Sang Pangeran adalah seorang anak yang cerdas dan sangat pandai, selalu dilayani oleh pelayan-pelayan dan dayang-dayang yang masih muda dan cantik rupawan di istana yang megah dan indah. Pada saat berusia 7 tahun, Pangeran Siddharta mempunyai 3 kolam bunga teratai, yaitu:
Kolam Bunga Teratai Berwarna Biru (Uppala)
Kolam Bunga Teratai Berwarna Merah (Paduma)
Kolam Bunga Teratai Berwarna Putih (Pundarika)
Dalam Usia 7 tahun Pangeran Siddharta telah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Pangeran Siddharta menguasai semua pelajaran dengan baik. Dalam usia 16 tahun Pangeran Siddharta menikah dengan Puteri Yasodhara yang dipersuntingnya setelah memenangkan berbagai sayembara. Dan saat berumur 16 tahun, Pangeran memiliki tiga Istana, yaitu:
Istana Musim Dingin (Ramma)
Istana Musim Panas (Suramma)
Istana Musim Hujan (Subha)
Kata-kata pertapa Asita membuat Raja Suddhodana tidak tenang siang dan malam, karena khawatir kalau putra tunggalnya akan meninggalkan istana dan menjadi pertapa, mengembara tanpa tempat tinggal. Untuk itu Baginda memilih banyak pelayan untuk merawat Pangeran Siddharta, agar putra tunggalnya menikmati hidup keduniawian. Segala bentuk penderitaan berusaha disingkirkan dari kehidupan Pangeran Siddharta, seperti sakit, umur tua, dan kematian, sehingga Pangeran hanya mengetahui kenikmatan duniawi.
Suatu hari Pangeran Siddharta meminta izin untuk berjalan di luar istana, dimana pada kesempatan yang berbeda dilihatnya "Empat Kondisi" yang sangat berarti, yaitu orang tua, orang sakit, orang mati dan orang suci. Pangeran Siddhartha bersedih dan menanyakan kepada dirinya sendiri, "Apa arti kehidupan ini, kalau semuanya akan menderita sakit, umur tua dan kematian. Lebih-lebih mereka yang minta pertolongan kepada orang yang tidak mengerti, yang sama-sama tidak tahu dan terikat dengan segala sesuatu yang sifatnya sementara ini!". Pangeran Siddharta berpikir bahwa hanya kehidupan suci yang akan memberikan semua jawaban tersebut.
Selama 10 tahun lamanya Pangeran Siddharta hidup dalam kesenangan duniawi. Pergolakan batin Pangeran Siddharta berjalan terus sampai berusia 29 tahun, tepat pada saat putra tunggalnya Rahula lahir. Pada suatu malam, Pangeran Siddharta memutuskan untuk meninggalkan istananya dan dengan ditemani oleh kusirnya, Canna. Tekadnya telah bulat untuk melakukan Pelepasan Agung dengan menjalani hidup sebagai pertapa.
Setelah itu Pangeran Siddhartha meninggalkan istana, keluarga, kemewahan, untuk pergi berguru mencari ilmu sejati yang dapat membebaskan manusia dari usia tua, sakit dan mati. Pertapa Siddharta berguru kepada Alāra Kālāma dan kemudian kepada Uddaka Ramāputra, tetapi tidak merasa puas karena tidak memperoleh yang diharapkannya. Kemudian beliau bertapa menyiksa diri dengan ditemani lima orang pertapa. Akhirnya beliau juga meninggalkan cara yang ekstrem itu dan bermeditasi di bawah pohon Bodhi untuk mendapatkan Penerangan Agung.
5. Dapat mengendalikan emosi teman sebayanya.
Emosi adalah gejala psikis yang dialami seseorang yang berupa : kemarahan, kegembiraa, keegoisan, dll.
Cara mengendalikann emosi, antara lain :
1. Beristighfar
2. Wudhu
3. Menenangkan
6. Dapat memimpin pertemuan Pasukan Penggalang.
Memebuka acara pertemuan dengan salam.
Dilanjutkan dengan berdo’a.
Pimpin Pertemuan/Rapat dengan bahasa yang sopan dan mudah dimengerti.
Tanggapi dengan baik saat ada Intrupsi dari anggota yang ingin berpendapat.
Pemimpin juga harus membuat situasi Kondusif, jangan sampai terjadi diskusi didalam diskusi ataupun pertentangan akibat perbedaan pendapat.
Pertemuan/Rapat selesai jika sudah tercapai kata mufakat.
Jangan membuat pertemuan/Rapat menjadi panjang dan tidak jelas.
Setelah itu akhiri Pertemuan/Rapat dengan do’a dan salam seperti di awal.
7. Telah mengajak teman sebaya /regunya untuk melakukan kegiatan penghijauan dan memelihara di lingkungannya atau di daerah lain.
Penghijauan adalah penanaman kembali pohon pada lahan kosong yang tidak terpakai.
8. Dapat mensosialisasikan kepada teman sebaya tentang hak perlindungan anak.
Materi tentang hak perlindungan anak :
Hak perlindungan anak menurut UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak adalah, segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan pemenuhan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi.
Hak yang dimiliki seorang anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dimajukan, dilindungi, dipenuhi, dan dijamin oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.
Pengertian Anak di dalam Undang-Undang adalah seseorang yang berusia dibawah 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Empat Prinsip dasar Konvensi Hak Anak yang menjadi Azas dan tujuan Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak belum dipahami secara benar yaitu :
1. non diskriminasi
2. kepentingan terbaik bagi anak
3. hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan
4. penghargaan terhadap pendapat anak.
Empat hak dasar anak menurut Kak Seto Mulyadi dari Komnas Perlindungan Anak :
1. Hak Hidup Lebih Layak
Misalnya seperti berhak atas kasih sayang orangtua, asi ekslusif, akte kelahiran, dan lain sebagainya.
2. Hak Tumbuh dan Berkembang
Contoh seperti Hak atas pendidikan yang layak, istirahat, makan makanan yang bergizi, tidur / istirahat, belajar, bermain, dan lain-lain.
3. Hak Perlindungan
Contohnya yaitu seperti dilindungi dari kekerasan dalam rumah tangga, dari pelecehan seksual, tindak kriminal, dari pekerjaan layaknya orang dewasa, dan lain sebagainya.
4. Hak Berpartisipasi / Hak Partisipasi
Setiap anak berhak untuk menyampaikan pendapat, punya suara dalam musyawarah keluarga, punya hak berkeluh kesah atau curhat, memilih pendidkan sesuai minat dan bakat, dan lain-lain.
9. Telah Ikut serta dalam kegiatan Jambore atau sejenisnya.
Jambore adalah pertemuan Pramuka penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh Kwartir Gerakan Pramuka dari tingkat Ranting sampai Nasional.
10. Dapat menjelaskan tanda- tanda pengenal Gerakan pramuka.
Tanda Umum
Dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah dilantik, baik putra maupun putri.
Macamnya : Tanda tutup kepala, setangan / pita leher, tanda pelantikan, tanda harian, tanda WOSM
Tanda Satuan
Menunjukkan Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang anggota Gerakan Pramuka bergabung.
Macamnya : Tanda barung / regu / sangga, gugusdepan, kwartir, Mabi, krida, saka, Lencana daerah, satuan dan lain-lain.
Tanda Jabatan
Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan organisasi Gerakan Pramuka
Macamnya : Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, sulung,pratama, pradana, pemimpin / wakil krida / saka, Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
Tanda Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya : Tanda kecakapan umum / khusus, pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi orang dewasa.
Tanda Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya :
Peserta didik : Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan.
Orang dewasa : Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana.
11. Dapat menjelaskan tugas dan fungsi seorang Kepala Desa/Lurah, Camat, Bupati/Walikota.
Kepala Desa adalah pemimpin dari desa di Indonesia. Kepala Desa merupakan pimpinan dari pemerintah desa. Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 (enam) tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Kepala Desa tidak bertanggung jawab kepada Camat, namun hanya dikoordinasikan saja oleh Camat. Jabatan Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain, misalnya wali nagari (Sumatera Barat), pambakal (Kalimantan Selatan), hukum tua (Sulawesi Utara), perbekel (Bali).
Wewenang Kepala Desa antara lain:
1) Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
2) Mengajukan rancangan peraturan desa
3) Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD
4) Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD.
Camat merupakan pemimpin kecamatan sebagai perangkat daerah kabupaten atau kota. Camat berkedudukan sebagai koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah kabupaten atau kota. Camat diangkat oleh bupati atau wali kota atas usul sekretaris daerah kabupaten atau kota terhadap Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat.
Tugas camat adalah melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati sesuai karakteristik wilayah kebutuhan daerah dan menyelenggarakan kegiatan pemerintahan lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Seorang camat membawahi lurah, namun tidak bagi kepala desa.
Bupati, dalam konteks otonomi Daerah di Indonesia adalah kepala daerah untuk daerah kabupaten. Seorang bupati sejajar dengan wali kota, yakni kepala daerah untuk daerah kota. Pada dasarnya, bupati memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD kabupaten. Bupati dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di kabupaten setempat. Bupati merupakan jabatan politis (karena diusulkan oleh partai politik), dan bukan Pegawai Negeri Sipil.
Sebelum tahun 1945 gelar bupati sebenarnya hanya dipakai di pulau Jawa, Madura, dan Bali. Dalam bahasa Belanda, bahasa administrasi resmi pada masa Hindia Belanda, bupati disebut sebagai regent, dan istilah inilah yang dipakai sebagai padanan bupati dalam bahasa Inggris. Semenjak kemerdekaan, istilah bupati dipakai untuk menggantikan regent seluruh wilayah Indonesia.
12. Dapat mengajak anggota regu dan pasukannya untuk senantiasa mengamalkan kode kehormatan Pramuka Penggalang.
Selalu mengingatkan temannya untuk mengamalkan dan menerapkan kode kehormatan Pramuka setiap hari.
13. Rajin dan giat mengikuti latihan pasukan Penggalang sekurang-kurangnya 12 kali latihan berturut-turut.
Arti kata Rajin adalah Selalu melakukan perbuatan baik dan di lakukan secara berulang-ulang.
Arti kata Giat adalah Selalu bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan/aktivitas.
Yang berarti selalu mengikuti latihan dengan bersungguh-sungguh dan sekurang-kurangnya dilakukan secara berturut-turut.
14. Dapat menjelaskan dan cara menggunakan Salam Pramuka.
salam hormat: gerakan 90 derajat, biasanya dilakukan kepada Pembina, bendera merah putih, orang lebih tua dll.
salam biasa: gerakan 45 derajat, biasanya dilakukan kepada teman sebaya dll.
salam janji: gerakan tangan dikepal dan ditaruh di dada, biasanya untuk membaca dasa dharma.
15. Dapat mengibarkan dan menurunkan bendera sang merah putih pada upacara hari-hari besar nasional atau sejenisnya.
Mengibarkan dan Menurunkan Bendera
Tahap Pengibaran Bendera
Yang terlibat langsung dalam pengibaran terdiri dari tiga orang , yaitu :
• Pengerek ( sebelah kiri pasukan )
• Pembawa Bendera ( ditengah )
• Pembentang Bendera ( sebelah kanan pasukan )
Pengerek dan pembentang bendera memegang tali bersama – sama, bukan memegang tiangnya, punggung tangan yang memegang tali menghadap ke depan.
Kemudian pengerek bendera mulai membuka tali pada tiang, perhatikan cara membuka talinya.
Pengerek melihat keatas untuk menchek apakah talinya sudah benar ataukah terbelit.
Setelah posisi tali benar berikan / serahkan salah satu tali pada pembentang bendera.
Pengerek melakukan tindakan penyelamatan gaya tindakan penyelamatan ini bebas, yang penting adalah tali tersebut tidak terlepas dari tangan pengerek.
Selanjutnya pengerek bendera memasang catok pada bendera, catok yang sebelah atas ke bagian warna merah dan catok yang satu lagi ke bendera warna putih.
Kemudian pembentang menyerahkan tali yang dipegangnya ke pengerek.
Langkah selanjutnya adalah pembentangan.Pembentang mundur 3 langkah ke belakang, setelah tiga langkah ke belakang baru bendera dibentangkan. Bersamaan dengan mundurnya pembentang, pengerek menarik tiga kali ( kondisikan ) Selanjutnya pembentang menolehkan kepala ke arah Pemimpin Upacara dan memberikan isyarat dengan lantang dan keras “ Bendera Siap “. Pemimpin Upacara memberi aba – aba penghormatan pada bendera merah putih.
Tindakan selanjutnya adalah pengerekan bendera. Pembentang maju kedepan dengan langkah yang tegap dan tangan yang masih membentangkan bendera, langkahnya tidak kaku, tidak santai, tidak asal – asalan, setelah sampai didepan tiang lemparkan ujung bendera berwarna putih ke arah belakang pembentang yang sesuai dengan arah angin. Bendera dikerek seirama dengan lagu Indonesia Raya, posisi telapak tangan pengerek, pengulur, dan pembentang menggenggam. Keadaan tangan Pengerek dan pembentang pada saat pengerekan terlihat seperti cermin. Bendera harus sudah sampai dipuncak tiang pada kata “ Hiduplah ……” bait terakhir dari Lagu Indonesia Raya.
Ketika aba – aba “ TEGAK = GERAK “ dari Pemimpin Upacara, maka Pengerek dan Pembentang langsung mendekatkan tangan pada tiang, dan tali dari Pembentang langsung diambil oleh pengerek.
Langkah yang terakhir adalah pengikatan tali pada tiang. Pengikatan tali ini dilakukan oleh Pengerek. Yang harus diperhatikan dalam pengikatan tali ini adalah posisi bendera yang telah berada diatas tidak boleh turun kembali, sehingga bagian tali yang berada di tangan pengerek harus diikatkan terlebih dahulu dengan kuat, kemudian kedua tali diikatkan sampai tali tersebut habis.
Catatan :
Kata yang dicetak tebal dan digaris bawahi 10 tahapan penaikan bendera yang harus tersusun dan tidak boleh terlewat.
Tahap Penurunan Bendera
Memegang tali
Membuka tali
Penggerek melihat keatas
Serahkan tali dari pengerek ke pembentang.Pembentang memberikan isyarat dengan lantang dan keras “Bendera Siap”
Penurunan Bendera. Pembentang menarik tali dan pengerek mengulur dengan sedikit menahannya agar tidak terlalu cepat turun ke bawah
Serahkan tali dari pembentang ke orang yuang ditengah. Pembentang mengambil ujung bendera, dan mulai mundur sampai bendera terbentang.
Membentangkan bendera sampai aba – aba dari Pemimpin Upacara “ TEGAK =GERAK “. Pembentang dan Pembawa bendera melipat bendera menjadi dua bagian dengan warna putih menghadap ke arah pasukan.
Pembawa Bendera melakukkn tindakan penyelamatan pada tali.
Pembawa Bendera ( satu orang ditengah ) membuka catok tali dan bendera.
Serahkan tali tersebut kepada pengerek untuk diikat. Ketika pengerek mengikat tali pada tiang, pembawa bendera dan pembentang melakukan pelipatan bendera.Pelipatan bendera ini bebas, asalkan rapih dan cepat.
16. Dapat memimpin lagu Indonesia Raya di depan orang lain pada suatu upacara, dapat menyanyikan 4 judul lagu wajib dan 3 judul lagu daerah tempat tingalnya serta 3 macam lagu daerah lainnya.
Langkah yang terakhir adalah pengikatan tali pada tiang. Pengikatan tali ini dilakukan oleh Pengerek. Yang harus diperhatikan dalam pengikatan tali ini adalah posisi bendera yang telah berada diatas tidak boleh turun kembali, sehingga bagian tali yang berada di tangan pengerek harus diikatkan terlebih dahulu dengan kuat, kemudian kedua tali diikatkan sampai tali tersebut habis.
Catatan :
Kata yang dicetak tebal dan digaris bawahi 10 tahapan penaikan bendera yang harus tersusun dan tidak boleh terlewat.
Tahap Penurunan Bendera
Memegang tali
Membuka tali
Penggerek melihat keatas
Serahkan tali dari pengerek ke pembentang.Pembentang memberikan isyarat dengan lantang dan keras “Bendera Siap”
Penurunan Bendera. Pembentang menarik tali dan pengerek mengulur dengan sedikit menahannya agar tidak terlalu cepat turun ke bawah
Serahkan tali dari pembentang ke orang yuang ditengah. Pembentang mengambil ujung bendera, dan mulai mundur sampai bendera terbentang.
Membentangkan bendera sampai aba – aba dari Pemimpin Upacara “ TEGAK =GERAK “. Pembentang dan Pembawa bendera melipat bendera menjadi dua bagian dengan warna putih menghadap ke arah pasukan.
Pembawa Bendera melakukkn tindakan penyelamatan pada tali.
Pembawa Bendera ( satu orang ditengah ) membuka catok tali dan bendera.
Serahkan tali tersebut kepada pengerek untuk diikat. Ketika pengerek mengikat tali pada tiang, pembawa bendera dan pembentang melakukan pelipatan bendera.Pelipatan bendera ini bebas, asalkan rapih dan cepat.
16. Dapat memimpin lagu Indonesia Raya di depan orang lain pada suatu upacara, dapat menyanyikan 4 judul lagu wajib dan 3 judul lagu daerah tempat tingalnya serta 3 macam lagu daerah lainnya.
17. Dapat menjelaskan Lambang Negara RI di depan pasukan atau teman sebayanya.
# Lambang negara Republik Indonesia adalah burung Garuda di setiap bagian burung Garuda memiliki arti sebagai berikut:
• Sayapnya memiliki
18. Dapat menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pertemuan resmi.
Materi tentang berbahasa Indonesia yang baik dan benar :
# Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaian serta mematuhi kaidah-kaidah bahasa yang berlaku secara konsisten.
# Kaidah bahasa meliputi aspek:
1. tata bunyi
2. tata istilah dan kosakata
3. tata kalimat
4. ejaan
5. makna.
# Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannya. Kapan, di mana, dan dengan siapa Anda berbicara, merupakan ketepatan memilih ragam bahasa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi.
# Ciri – ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif.
Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
2. Penggunaan kata-kata baku.
Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis.
Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan.
Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif.
Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.
# Ciri – ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif.
Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
2. Penggunaan kata-kata baku.
Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis.
Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan.
Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif.
Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.
19. Dapat menjelaskan manfaat menabung dan membayar uang iuran kepada anggota regunya/pasukan serta mengajak untuk melakukan gemar menabung.
Menabung yaitu menyisihkan sesuatu untuk digunakan pada kemudian hari.
Manfaat : -Menghindari sifat boros
-Melatih kita untuk sabar
-Persiapan hari tua.
Manfaat : -Menghindari sifat boros
-Melatih kita untuk sabar
-Persiapan hari tua.
20. Dapat mengajarkan penggunaan teknologi informasi sedikitnya 2 jenis kepada teman sebaya.
21. Ikut mensosialisasikan cara pengolahan sampah.
22. Dapat mensosialisaikan cara penjernihan air.
23. Dapat membuat pioneering :
- Jembatan sederhana.
- Menara pandang sederhana.
24. Dapat membuat peta perjalanan, peta lapangan, menjelaskan rumus menaksir: tinggi, lebar, kecepatan dan kedalaman.
25. Dapat menerima dan mengirim berita dengan menggunakan bendera morse dan semaphore serta dapat membuat sandi hasil kreasi pribadi lengkap dengan kuncinya.
26. Selalu berpakaian rapi di setiap saat dan menjadi contoh bagi teman-temannya untuk memelihara kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungannya.
Kesehatan dan kebersihan Badan
1) Dalam memelihara kebersihan badan, kita harus mandi minimal 2 kali sehari.
Pakaian
2) Pakaian harus selalu bersih, rapih, dan mengikuti peraturannya
Kebersihan Lingkungan
3) Harus selalu menjaga dan mengingatkan teman, akan baiknya kita menjaga kebersihan lingkungan.
27. Dapat memimpin dan melatih baris berbaris di pasukannya.
Dapat memimpin pasukan, dan melatih pasukannya dengan benar.
28. Dapat melaksanakan olahraga beregu dan melakukan 3 jenis cabang olah raga serta tahu aturan permainannya; salah satunya olah raga renang.
Sepak bola adalah olahraga menggunakan bola yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang.
Peraturannya : Lapangan permainan
Untuk pertandingan internasional dewasa, lapangan sepak bola internasional yang digunakan memiliki panjang yang berkisar antara 100-120 meter dan lebar 65-75 meter. Di bagian tengah kedua ujung lapangan, terdapat area gawang yang berupa persegi empat berukuran dengan lebar 7.32 meter dan tinggi 2.44 meter. Di bagian depan dari gawang terdapat area pinalti yang berjarak 16.5 meter dari gawang. Area ini merupakan batas kiper boleh menangkap bola dengan tangan dan menentukan kapan sebuah pelanggaran mendapatkan hadiah tendangan pinalti atau tidak.
Lama permainan
Lama permainan sepak bola normal adalah 2 × 45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit di antara kedua babak.[11] Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti. Wasit dapat menentukan berapa waktu tambahan di setiap akhir babak sebagai pengganti dari waktu yang hilang akibat pergantian pemain, cedera yang membutuhkan pertolongan, ataupun penghentian lainnya. Waktu tambahan ini disebut sebagai injury time atau stoppage time.
Gol yang dicetak dalam perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor akhir pertandingan, sedangkan gol dari adu penalti hanya menentukan apabila suatu tim dapat melaju ke pertandingan selanjutnya ataupun tidak (tidak mempengaruhi skor akhir). Pada akhir tahun 1990-an, International Football Association Board (IFAB) memberlakukan sistem gol emas (golden gol) atau gol perak (silver gol) untuk menyelesaikan pertandingan. Dalam sistem gol emas, tim yang pertama kali mencetak gol saat perpanjangan waktu berlangsung akan menjadi pemenang, sedangkan dalam gol perak, tim yang memimpin pada akhir babak perpanjangan waktu pertama akan keluar sebagai pemenang. Kedua sistem tersebut tidak lagi digunakan oleh IFAB.
Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan.
Aturan dasar pada permainan Bola Basket adalah sebagai berikut:
Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.
Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.
Bola harus dipegang di dalam atau di antara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa diskualifikasi pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.
Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.
Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).
Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan. Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.
Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk memberikan diskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit
Pihak yang berhasil memasukkan bola ke ring terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.
Renang adalah olahraga yang melombakan kecepatan atlet renang dalam berenang. Gaya renang yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya dada.
Perlombaan renang terdiri dari nomor-nomor perlombaan menurut jarak tempuh, jenis kelamin, dan empat gaya renang (gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya dada). Nomor-nomor renang putra dan putri yang diperlombakan dalam Olimpiade:
Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m (putri), 1500 m (putra)
Gaya kupu-kupu: 100 m, 200 m
Gaya punggung: 100 m, 200 m
Gaya dada: 100 m, 200 m.
Gaya ganti perorangan: 200 m dan 400 m
Gaya ganti estafet: 4 x 100 m
Gaya bebas estafet: 4 x 100 m, 4 x 200 m
Marathon 10 km.
Federasi Renang Internasional mengakui rekor dunia putra/putri untuk nomor-nomor renang:
Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m
Gaya punggung: 50 m, 100 m, 200 m
Gaya dada: 50 m, 100 m, 200 m
Gaya kupu-kupu: 50 m, 100 m, 200 m
Gaya ganti perorangan: 100 m (hanya lintasan pendek), 200 m, 400 m
Gaya bebas estafet: 4×100 m, 4×200 m
Gaya ganti estafet: 4×100 m.
Pada nomor gaya ganti perorangan, seorang perenang memakai keempat gaya secara bergantian untuk satu putaran, dengan urutan: gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada, dan gaya bebas. Pada nomor renang gaya ganti perorangan 100 m, perlombaan diadakan di kolam renang lintasan pendek 25 m.
Pada nomor 4 x 100 m gaya ganti estafet, satu regu diwakili empat orang perenang yang masing-masing berenang 100 m. Perenang pertama memulai dengan renang gaya punggung, dilanjutkan perenang gaya dada, perenang gaya kupu-kupu, dan diakhiri oleh perenang gaya bebas.
Renang adalah olahraga yang melombakan kecepatan atlet renang dalam berenang. Gaya renang yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya dada.
Perlombaan renang terdiri dari nomor-nomor perlombaan menurut jarak tempuh, jenis kelamin, dan empat gaya renang (gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya dada). Nomor-nomor renang putra dan putri yang diperlombakan dalam Olimpiade:
Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m (putri), 1500 m (putra)
Gaya kupu-kupu: 100 m, 200 m
Gaya punggung: 100 m, 200 m
Gaya dada: 100 m, 200 m.
Gaya ganti perorangan: 200 m dan 400 m
Gaya ganti estafet: 4 x 100 m
Gaya bebas estafet: 4 x 100 m, 4 x 200 m
Marathon 10 km.
Federasi Renang Internasional mengakui rekor dunia putra/putri untuk nomor-nomor renang:
Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m
Gaya punggung: 50 m, 100 m, 200 m
Gaya dada: 50 m, 100 m, 200 m
Gaya kupu-kupu: 50 m, 100 m, 200 m
Gaya ganti perorangan: 100 m (hanya lintasan pendek), 200 m, 400 m
Gaya bebas estafet: 4×100 m, 4×200 m
Gaya ganti estafet: 4×100 m.
Pada nomor gaya ganti perorangan, seorang perenang memakai keempat gaya secara bergantian untuk satu putaran, dengan urutan: gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada, dan gaya bebas. Pada nomor renang gaya ganti perorangan 100 m, perlombaan diadakan di kolam renang lintasan pendek 25 m.
Pada nomor 4 x 100 m gaya ganti estafet, satu regu diwakili empat orang perenang yang masing-masing berenang 100 m. Perenang pertama memulai dengan renang gaya punggung, dilanjutkan perenang gaya dada, perenang gaya kupu-kupu, dan diakhiri oleh perenang gaya bebas.
29. Dapat mengatasi adanya perubahan perkembangan fisik tubuh.
Terhadap Laki-laki :
1) Suara membesar.
2) Dada membidang.
3) Tumbuhnya rambut di ketiak, dada, dan tempat tertentu.
4) Tumbuh kumis dan jenggot, dll.
Terhadap Perempuan :
1) Suara melengking
2) Payudara membesar
3) Tumbuhnya rambut di ketiak, dan tempat tertentu, dll.
30. Dapat menjelaskan manfaat dan melakukan aktifitas fisik tiap hari sedikitnya 45 menit.
7 manfaat dari aktivitas fisik secara teratur, antara lain :
1) Latihan kontrol berat badan
2) Latihan kondisi kesehatan memerangi dan penyakit
3) Latihan meningkatkan suasana hati
4) Latihan meningkatkan energi
5) Latihan mempromosikan lebih baik tidur
6) Latihan menempatkan percikan kembali ke dalam kehidupan seks Anda
7) Latihan bisa menyenangkan
0 Comments:
Posting Komentar