Jangan lupa bagikan jika bermanfaat

Jumat, 26 Agustus 2016

234 HADITS (BUKHARI-MUSLIM) HALAMAN II

01. Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan sahabat yang baik dan sahabat yang buruk bagaikan pembawa misk (kasturi) dan peniup api. Maka pembawa misk itu ada kalanya memberi kepadamu atau engkau memberi kepadanya atau engkau mendapat bau harum daripadanya. Adapun peniup api maka kalau tidak membakar pakaianmumaka kau akan mendapatkan bau busuk daripadanya.” (Bukhari – Muslim)


02. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,”Aku diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka mengakui bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah dengan sesungguhnya kecuali Allah dan bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah, menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat. Maka apabila mereka telah mengerjakan semua itu, berarti telah terjamin daripadaku darah dan harta mereka kecuali karena kewajiban Islam dan perhitungan mereka terserah kepada Allah.” (Bukhari – Muslim)

03. Dari Abu Sa’id al-Khudri r.a. berkata: Rasulullah saw duduk di atas mimbar dan kami duduk di sekitanya kemudian Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan sepeninggal aku nanti adalah terbuka lebarnya atas kamu kemewahan dan keindahan dunia.” (Bukhari – Muslim)

04. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat kepada orang yang berada di atasmu karena yang demikian itu lebih layak supaya kamu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu.” (Bukhari – Muslim)

05. Dari Hakim bin Hizam r.a. berkata:Rasulullah saw bersabda, “Tangan yang di lebih baik dari tangan yang di bawah dan dahulukan dalam bersedekah kepada orang-orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baiknya sedekah adalah yang masih menyisakan kekayaan. Barangsiapa memelihara kehormatan dirinya, Allah akan memelihara kehormatan dirinya dan barangsiapa mencukupkan dengan kekayaan yang ada maka Allah akan mencukupinya.” (Bukhari – Muslim)

06. Dari Umar r.a. berkata: “Saat kami duduk dekat Rasulullah saw di suatu hari maka tiba- tiba tampaklah oleh kami seorang laki-laki memakai pakaian sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya bekas (tanda-tanda) dalam perjalanan dan tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya maka duduklah ia dihadapan Nabi saw lalu menyandarkan lututnya pada lutut Nabi saw lalu meletakkan tangannya di atas paha Nabi saw kemudian ia berkata, “Hai Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam!” Maka jawab Rasulullah saw, “Islam yaitu engkau bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan sungguh Muhammad itu utusan Allah, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa bulan Ramadhan dan mengerjakan Hajji ke Baitullah (Mekkah) jika engkau kuasa menjalaninya.” Berkata orang itu, “Benar.” Kami heran, ia bertanya dan ia pula yang membenarkannya. Maka bertanyalagi orang itu, “Beritahukanlah padaku tentang Iman.” Jawab Nabi saw, “Engkau beriman kepada Allah dan Malaikat-Nya, kepada Kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada hari Qiamat dan beriman kepada Qadar baik dan yang buruk.” Berkatalah orang itu, “Benar.” Bertanya lagi orang itu, “Maka beritahukanlah padaku tentang Ihsan.” Jawab Nabi, “Engkau beribadah (mengabdi) kepada Allah seakan-akan engkau melihat kepada-Nya, sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya maka sesungguhnya ia melihat engkau.” Tanya orang itu lagi, “Beritahukanlah aku tentang hari Qiamat.” Jawab Nabi, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari si penanya.” Tanya orang itu lagi, “Beritahukanlah aku tentang tanda- tandanya.” Jawab Nabi, “Diantaranya jika seorang hamba telah melahirkan majikannya dan jika engkau melihat orang yang tadinya miskin papa, berbaju compang-camping, sebagai penggembala kambing sudah berkemampuan, berlomba-lomba dalam kemegahan bangunan.” Kemudian pergilah orang tadi. Aku diam tenang sejenak kemudian Nabi saw berkata, “Wahai Umar tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?” Jawabku, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Nabi saw berkata, “Dia itu Jibril datang kepada kalian mengajarkan tentang agama kalian.” (Muslim)

07. Dari Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas’ud r.a. berkata: Bersabda Rasulullah saw dan dialah yang selalu benar dan dibenarkan, “Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan kejadiannya dalam rahim ibunya empat puluh hari berupa nutfah. Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (empat puluh hari), kemudian menjadi gumpalan seperti sekerat daging selama itu juga, kemudian diutus kepadanya Malaikat maka ia meniupkan roh padanya dan ditetapkan empat perkara, ditentukan rizkinya, ajalnya, amalnya, ia celaka atau bahagia. Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain dari pada-Nya, sungguh seorang di antara kamu ada yang melakukan pekerjaan ahli syurga sehingga tidak ada antara dia dan syurga itu kecuali sehasta saja maka dahululah atasnya takdir Allah, lalu ia lakukan pekerjaan ahli neraka maka iapun masuk neraka.” Dan sungguh salah seorang diantara kamu melakukan pekerjaan ahli neraka sehingga tidak ada antara dia dan neraka kecuali sehasta saja maka dahululah ketentuan Allah atasnya, lalu ia melakukan pekerjaan ahli syurga maka iapun masuk ke dalam syurga.” (Bukhari – Muslim)

08. Dari Ummil Mu’minin, ibunya Abdillah, Aisyah r.a. berkata: “Telah bersabda Rasulullah saw, “Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu yang baru (bid’ah) dalam urusan (agama) kami ini, yang tidak kami perintahkan maka hal itu ditolak.” (Bukhari – Muslim)

09. Dari Abi Abdillah An-Nu’man bin Basyir r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sungguh sesuatu yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, antara keduanya ada hal yang samar-samar (syubhat) yang kebanyakan manusia tidak tahu. Maka siapa yang menjaga dirinya dari syubhat itu maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya dan siapa yang melakukan perkara syubhat itu maka ia jatuh dalam perkara haram seperti penggembala di sekeliling tanah larangan (milik orang), lambat laun ia akan masuk ke dalamnya. Ingatlah setiap raja ada larangannya. Ingatlah bahwa larangan Allah adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat daging, jika ia baik, baiklah jasad seluruhnya dan jika ia rusak maka rusaklah jasad seluruhnya. Sepotong daging itu adalah hati.” (Bukhari – Muslim)

10. Dari Abi Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Agama itu adalah nasehat.” Kami bertanya, “Untuk siapa ya Rasulullah?” Rasulullah saw bersabda, “Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul- Nya, Imam-imam Muslimin dan bagi Muslimin umumnya.” (Muslim)

11. Dari Abi Hurairah Abdir-Rahman bin Shakhr r.a. berkata: Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Apa-apa yang telah kami larang untukmu maka jauhilah dan apa-apa yang telah kami perintahkan kepadamu maka kerjakanlah sebisamu. Celakanya orang- orang sebelum kamu adalah karena banyak pertanyaan dan perselisihan terhadap Nabi- nabi mereka (tidak mau taat dan patuh).” (Bukhari – Muslim)

12. Dari Abi Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib cucu Rasulullah saw dan kesayangannya berkata: Aku telah hafal sabda dari Rasulullah saw, “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukan kamu, kerjakan apa-apa yang tidak meragukan kamu.” (Tirmidzi – Nasa’i)

13. Dari An-Nawas bin Sam’an r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Kebaikan itu adalah akhlak yang baik dan dosa adalah apa- apa yang meragukan jiwamu dan engkau tidak suka dilihat orang lain dalam melakukan hal itu.” (Muslim) 14. Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memaafkan – karenaku – dari ummatku amal- amal yang khilaf, lupa dan yang dipaksakan atas mereka.” (Ibnu Majah – Baihaqi-dll)

15. Dari Abi Abbas Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi r.a. berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw dan berkata, “Wahai Rasulullah! Tunjukkilah aku pada suatu amal yang jika aku kerjakan, aku dicintai Allah dan dicintai manusia. Maka Rasulullah saw bersabda, “Zuhudlah engkau akan dunia, pasti Allah mencintai engkau. Zuhudlah engkau akan apa yang ada pada manusia, pasti manusia mencintai engkau.” (Ibnu Majah-dll)

16. Dari Abi Tsa’labah Al-Khusyani Jurtsum bin Nasyir r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mewajibkan beberapa kewajiban maka janganlah kamu meninggalkannya dan telah menentukan beberapa batas maka janganlah kamu melampauinya dan telah mengharamkan beberapa perkara maka janganlah kamu melanggarnya dan Ia telah diam dari beberapa perkara sebab rahmat bagimu bukan karena lupa maka janganlah kamu mempersoalkannya.” (Ad-Daruquthni-dll)

17. Dari Abi Dzarr Al-Ghoffari r.a. dari Nabi saw yang diriwayatkan dari Allah Azza wajalla: Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman, “Hai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku haramkan perilaku zhalim atas diri-Ku dan Aku jadikan di antaramu haram maka janganlah kamu saling menzhalimi. Hai hamba-Ku! Kamu semua sesat kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk maka hendaklah minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku beri petunjuk. Hai hamba-Ku! Kamu semuanya lapar kecuali yang telah Aku beri makan, hendaklah kamu minta makan kepada- Ku, pasti Aku memberi makan padamu. Hai hamba-Ku! Kamu semua telanjang kecuali yang telah Aku beri pakaian, hendaklah kamu minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberi pakaian padamu. Hai hamba-Ku! Sungguh kalian lakukan kesalahan siang dan malam dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semua maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku akan mengampuni kalian. Hai hamba-Ku! Sungguh kalian tidak dapat membinasakan Akudan kalian tidak dapat memberi manfaat kepada- Ku. Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan orang yang terakhir daripadamu, manusia dan jin semuanya, mereka itu berhati taqwa seperti paling taqwa diantaramu, hal itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikit juga.Hai hamba-Ku! Jika yang pertama dan terakhir daripadamu, manusia dan jin seluruhnya, mereka berhati jahat seperti paling jahat diantaramu, itu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan terakhir diantaramu, manusia dan jin semuanya, mereka berada di bumi yang satu, mereka meminta kepada-Ku maka Aku berikan setiap orang permintaannya, hal itu tidaklah mengurangi apa yang ada pada-Ku, melainkan seperti sebatang jarum dimasukkan ke laut. Hai hamba-Ku Sungguh itu semua amal perbuatanmu. Aku catat semuanya bagimu sekalian kemudian Kami membalasnya. Maka barangsiapa mendapat kebaikan hendaklah bersyukur kepada Allah dan barangsiapa mendapat selain itu maka janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.” (Muslim)

18. Dari Abi Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang Mu’min dengan apa yang telah diperintahkan kepada Rasul-rasul maka Allah telah berfirman, “Hai Rasul-rasul! Makanlah dari segala sesuatu yang baik dan bekerjalah kamu dengan pekerjaan yang baik.” Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman! Makanlah dari apa yang telah Kami rizkikan padamu.” Kemudian beliau menceritakan seorang lelaki yang telah jauh perjalanannya, rambutnya kusut penuh debu. Dia berkata: Wahai Rabbi, Wahai Rabbi sedang makanannya haram, pakaiannya haram dan kenyang dengan barang haram maka bagaimana akan diterima do’anya? (Muslim)

19. Dari Abi Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw berkata: Bahwa Allah berfirman, “Barangsiapa memusuhi orang yang setia pada-Ku, sesungguhnya Aku telah menyatakan PERANG terhadapnya dan tidaklah beramal seorang hamba-Ku yang lebih Ku sukai seperti jika ia melakukan kewajiban yang Ku perintahkan atasnya. Dan selalu hamba-Ku bertaqarrub kepada-Ku dengan sunnah hingga Aku mencintainya dan jika Aku mencintainya, jadilah Aku sebagai telinganya untuk mendengar dan sebagai matanya untuk melihat dan sebagai tangannya untuk berjuang dan sebagai kakinya untuk berjalan dan jika ia minta kepada-Ku pasti Aku memberinya dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku pasti Aku memberi perlindungan kepadanya.” (Bukhari)

20. Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda: Allah Ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam! Selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan ampunkan segala dosa yang telah terlanjur dan tidak Aku perdulikan lagi. Wahai anak Adam! Walaupun dosamu sampai setinggi langit kemudian meminta ampun kepada-Ku niscaya Aku memberi ampun kepadamu. Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh isi bumi tetapi engkau tidak sekutukan sesuatu yang lain dengan- Ku, niscaya Aku datang padamu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (Tirmidzi)

21. “Hai segenap manusia, sebarkanlah salam, sedekahkanlah makanan dan sambunglah tali persaudaraan (silahturrahmi) serta shalatlah di kala manusia tidur di kegelapan malam, niscaya kamu akan masuk surga dengan penuh kesejahteraan.” (Tirmidzi)

22. Dari Abu Hurairah berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw, bagaimana bangunan surga itu? Beliau menjawab, “Terbuat dari batu bata perak dan emas, sedang perekatnya adalah kesturi yang sangat wangi, bebatuannya dari mutiara dan permata yaqut, sedang debunya adalah za’faran (sejenis kunyit). Barangsiapa yang memasukinya, ia akan senang, tidak pernah susah dan akan kekal tidak pernah mati, pakaiannya tidak pernah kumal dan masa mudanya tidak pernah sirna.” (Ahmad, Darami, Bazzaar, Ibnu Hibban dan Tirmidzi)

23. Dari Abu Hurairah r.a. berkata Nabi saw bersabda, “Barangsiapa memberi infaq kepada dua orang isteri di jalan Allah maka ia akan diseru di surga, ‘Hai Abdullah, ini adalah suatu kebajikan.’ Jika ia termasuk orang yang tekun shalat maka ia akan diseru dari Pintu Shalat. Apabila ia ahlul jihad maka akan diseru dari Pintu Jihad. Jika ia orang yang suka bersedekah maka ia akan dipanggil dari Pintu Sedekah. Begitu pula jika ia tergolong orang yang rajin shaum maka akan diseru dari Pintu Rayyaan.” Kemudian Abu Bakar r.a. berkata, “Wahai Rasulullah, tidaklah seseorang diseru dari pintu-pintu ini karena darurat. Adakah seseorang yang dipanggil dari seluruh pintu tersebut?” Rasulullah saw menjawab, “Ya dan aku berharap engkau salah satunya.” (Muslim)

24. Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Pada hari kiamat aku datang mengetuk pintu surga. Kemudian penjaganya (malaikat) bertanya, ‘Siapakah engkau?’ ‘Muhammad’ jawabku. Lalu malaikat itu berkata, “Aku dilarang oleh Allah untuk membuka pintu surga ini kepada siapapun sebelum engkau.’” (Muslim)

25. Dari Abu Musa Al Asy’ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya perumpamaanku dengan apa yang kubawa dari Allah adalah laksana seorang lelaki yang mendatangi suatu kaum. Laki-laki tersebut berkata, ‘Aku melihat tentara dengan mataku. Dan sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang berterus-terang. Maka taatilah.’ Sekelompok kaum ada yang menaatinya dan mereka pergi sehingga mereka selamat. Sementara sekelompok yang lain diam di tempatnya sehingga diserang musuh dan hancur binasa. Kelompok yang pertama seperti orang yang menaati aku, sedangkan kelompok kedua seperti orang yang tidak menaatiku.” (Muslim) 26. “Barangsiapa yang mati tidak berperang dan tidak terlintas di hatinya untuk ikut berperang maka ia mati membawa sifat kemunafikan.” (Muslim)

27. Dari Usman bin ‘Affan r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seseorang memasuki waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu’ dengan sempurna dan shalat dengan khusyu’, sambil memelihara ruku’nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa.” (Muslim)

28. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Ketika Allah menciptakan makhluk, Ia menulis di buku (catatan) sementara di sisi-Nya di atas ‘Arasy-Nya, ‘Rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku.’” (Muttafaq ‘Alaih)

29. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sekiranya seorang mukmin mengetahui siksaan Allah, niscaya tidak seorang pun yang tamak terhadap surga-Nya. Dan seandainya seorang kafir mengetahui rahmat Allah, niscaya ia tidak putus asa dari surga-Nya.” (Muslim)

30. Dari Abu Barzah Al Aslamy r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seorang hamba tidak bergeser dari tempatnya pada hari kiamat sehingga ditanya empat hal; Pertama, mengenai umurnya dihabiskan untuk apa; Kedua, mengenai ilmunya digunakan untuk apa; Ketiga, mengenai hartanya dipakai untuk apa dan dari mana asalnya; Keempat, mengenai tubuhnya yang sehat dimanfaatkan untuk apa.” (Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan)

31. Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka Allah menyegerakan siksaannya di dunia. Dan jika Allah menghendaki keburukan bagi hamba- Nya maka Ia menangguhkannya sampai pada hari kiamat nanti.” (Tirmidzi)

32. “Barangsiapa yang diinginkan oleh Allah sebagai orang yang baik baik maka Ia memberikannya pemahaman dalam agama.” (Bukhari – Muslim dan Ibnu Majah)

33. “Sesungguhnya lelaki yang paling dibenci Allah ialah yang paling sangat gigih dalam permusuhan.” (Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Nasai)

34. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya dan orang yang paling baik di antaramu ialah yang paling baik terhadap keluarganya.” (Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Nasai)

35. Dari Mu’adz bin Jabal r.a. berkata: “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang satu amal yang memasukkan aku ke surga dan menjauhkanku dari neraka!” Rasulullah saw menjawab, ‘Engkau menanyakan kepadaku tentang perkara besar yang sebenarnya mudah bagi orang yang diberi kemudahan oleh Allah untuk menjalankannya yaitu hendaklah engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan- Nya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, membayar zakat, shaum di bulan Ramadhan dan pergi haji ke Baitullah.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Tiadakah kau kuberitahu tentang pintu-pintu kebaikan? Shaum itu adalah perisai, sedekah memadamkan dosa atau kesalahan seperti air membunuh api dan shalat di tengah malam.’ Lalu Rasulullah saw membaca ayat betikut: ‘Lambung mereka renggang dari tempat tidurnya sedang mereka berdoa kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan penuh harap serta menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikamat) yang sedap dipandang mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.’ (As Sajdah 16-17). Lalu beliau bersabda, ‘Tidakkah kau kuberitahukan tentang pokok segala perkara, tiang dan puncaknya?’ Aku menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah!” Maka beliau berkata, ‘Pokok segala perkara ialah Islam, tiangnya ialah shalat, puncaknya adalah jihad!’ ‘Tiadakah kau kuberitahu tentang penopang semuanya itu?’ tanya beliau lagi. “Ya,” jawabku. Maka Rasulullah memegang lidahnya sambil bersabda, ‘Peliharalah ini!’ Kemudian aku bertanya, “Wahai Nabiyullah, apakah kita akan disiksa karena pembicaraann kita?” Maka Rasulullah saw bersabda, ‘Hai … ibumu kehilanganmu! Bukankah wajah (atau hidung) manusia disungkurkan ke api neraka, lantaran dosa- dosa dari tergelincirnya lidah-lidah mereka?’” (Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan shahih)

36. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda kepada Bilal, “Hai Bilal, ceritakanlah kepadaku amal apa yang paling banyak mengandung harapan yang telah kau kerjakan dalam Islam. Aku mendengar suara terompahmu di hadapanku di surga.” Bilal menjawab, “Aku tidak mengerjakan amalan yang istimewa, selain melakukan shalat setiap usai wudhu di siang dan di malam hari. Suatu shalat yang ditetapkan untuk aku lakukan.” (Bukhari – Muslim)

37. Dari Abu Hurairah r.a. berkata, “Ketika kami sedang bersama Rasulullah saw maka tampillah Bilal untuk adzan.” Selesai Bilal adzan, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mengucapkan kalimat ini dengan yakin, ia pasti masuk surga.” (Bukhari – Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)

38. Dari Abu Said Al Khudri r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Jika kalian mendengar muadzin maka ikutilah apa yang diucapkannya.” (Bukhari – Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)

39. Dari Rabi’ah bin Ka’ab r.a. berkata, “Aku pernah bermalam bersama Rasulullah saw. Ketika aku membawakan air wudhu dan kebutuhan lainnya, beliau bertanya, ‘Tiadakah engkau bertanya kepadaku?’ Maka aku menjawab, ‘Aku meminta supaya aku menjadi temanmu di surga.’ Beliau bertanya lagi, ‘Tidak meminta yang lain?’ ‘Tidak,’ jawabku. Maka beliau bersabda, ‘Perbanyaklah sujud.’” (Muslim)

40. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Amal manusia yang pertama kali dihisab ialah shalat.” Allah berfirman kepada malaikat – meskipun sebenarnya Dia telah mengetahui — “Periksalah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau kurang?” Jika sempurna maka tulislah sempurna. Bila kurang, Allah berfirman, “Lihatlah shalat sunnahnya, bagaimana?” Bila si hamba rajin shalat sunnah saat di dunia maka Allah berfirman, “Tambahkanlah shalat fardhunya dengan shalat sunnahnya!” Kemudian malaikat melakukannya. (Abu Daud)

41. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seorang laki-laki pernah mengunjungi saudaranya di sebuah kampung. Maka Allah mengutus malaikat untuk memantaunya. Ketika ia lewat, malaikat bertanya, ‘Mau kemana kau?’ Ia menjawab, ‘Aku akan mengunjungi saudaraku di kampung ini.’ Malaikat bertanya, ‘Apakah karena ada kenikmatan yang akan kamu peroleh darinya (hasil bumi)?’ Ia menjawab, ‘Tidak, aku hanya mencintainya karena Allah.’ Lalu malaikat berkata, ‘Aku adalah utusan Allah untuk menyatakan kepadamu bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kau telah mencintaimu saudaramu karena Dia.’” (Muslim)

42. Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seseorang masuk surga ingin kembali ke dunia dan dia tidak mempunyai sesuatu pun di dunia kecuali orang yang syahid. Ia mengharap dapat kembali ke dunia untuk berperang dan terbunuh sampai sepuluh kali karena kemuliaan yang ia peroleh.” (Bukhari – Muslim dan Tirmidzi)

43. Dari Ubadah bin Shamit r.a. beerkata: Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah, Maha Tunggal Ia, tidak ada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul- Nya, Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, sedang surga itu hak dan neraka itu hak maka Allah memasukkan ia ke surga sesuai dengan amalnya di dunia.” Ubadah menambahkan, “Masuk surga dari pintunya yang delapan sekehendaknya.” (Bukhari – Muslim. Lafazhnya dari Bukhari)

44. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Seorang laki- laki bertanya kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, kami berlayar di laut dan kami hanya membawa air sedikit, jika kami memakai air itu untuk berwudhu’ maka kami akan kehausan; bolehkah kami berwudhu’ dengan air laut?” Rasulullah saw menjawab, “Air laut itu suci lagi menyucikan, bangkainya halal dimakan.” (Riwayat lima ahli hadits, menurut Tirmidzi, hadits ini shahih)

45. Rasulullah saw bersabda, “Cara mencuci bejana seorang dari kamu, apabila dijilat anjing, hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya hendaklah dicampur dengan tanah.” (Muslim)

46. Rasulullah saw bersabda, “Tiap-tiap pekerjaan penting yang tidak dimulai dengan bismillah maka pekerjaan itu kurang berkah.” (Abu Daud)

47. Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw suka mendahulukan anggota kanan ketika memakai sandal, bersisir, bersuci dan dalam segala halnya.” (Bukhari – Muslim)

48. Dari Busrah binti Shafwan, sesungguhnya Nabi saw berkata, “Laki-laki yang menyentuh zakarnya (kemaluannya) janganlah shalat sebelum ia berwudhu.” (Riwayat lima ahli hadits, menurut Bukhari hadits ini paling sah dalam hal ini)

49. Rasulullah saw berkata kepada Fathimah binti Abi Hubaisy, “Apabila datang haidh itu, hendaklah engkau tinggalkan shalat dan apabila habis haidh itu, hendaklah engkau mandi dan shalat.” (Bukhari)

50. Dari ‘Atha bin Yasar, dari Abu Sa’id Al-Khudri berkata: Ada dua orang laki-laki dalam perjalanan, lalu datang waktu shalat sedangkan air tidak ada, lantas keduanya bertayammum dengan debu yang suci dan shalat, kemudian keduanya memperoleh air dan waktu shalat masih ada. Seorang diantara keduanya lantas berwudhu’ dan mengulang shalatnya dan yang lain tidak. Kemudian keduanya datang kepada Rasulullah saw dan diterangkannyalah kejadian itu kepada Rasulullah saw. Beliau lalu berkata kepada orang yang tidak mengulang shalat, Benar engkau dan shalatmu sah” dan kepada orang yang mengulang shalat dengan berwudhu’ beliau berkata, “Bagimu ganjarannya dua kali lipat.” (Nasa’i dan Abu Daud)

51. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa memberi makanan bagi orang yang puasa, maka ia mendapat ganjaran sebanyak ganjaran orang yang puasa itu, tidak kurang sedikit pun.” (Tirmidzi)

52. Dari Anas: Ditanyakan orang kepada Rasulullah saw, “Apakah sedekah yang lebih baik?” Rasulullah saw menjawab, “Sedekah yang paling baik ialah sedekah pada bulan Ramadhan.” (Tirmidzi)

53. Dari Abu Ayyub: Rasulullah saw berkata, “Barangsiapa puasa dalam bulan Ramadhan, kemudian ia puasa enam hari dalam bulan Syawal adalah seperti puasa sepanjang masa.” (Muslim)

54. Dari Abu Hurairah: Rasulullah saw telah berkata dalam pidato beliau, “Hai manusia! Sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kamu mengerjakan ibadat haji maka hendaklah kamu kerjakan.” Seorang sahabat bertanya, “Apakah setiap tahun, ya Rasulullah?” Beliau diam tidak menjawab dan yang bertanya itu mendesak sampai tiga kali. Kemudian Rasulullah saw berkata, “Kalau saya menjawab ‘ya’, sudah tentu menjadi wajib setiap tahun, sedangkan kamu tidak akan kuasa mengerjakannya, biarkanlah apa yang saya tinggalkan (artinya jangan ditanya karena boleh jadi jawabannya memberatkanmu).” (Ahmad, Muslim dan Nasa’i)

55. Dari Ibnu ‘Abbas: Nabi saw telah berkata, “Hendaklah kamu bersegera mengerjakan haji maka sesungguhnya seseorang tidak akan menyadari suatu halangan yang akan merintanginya.” (Ahmad) 56. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya segala amal ibadat hanya sah dengan niat.” (Bukhari)

57. Dari Ibnu ‘Umar: Nabi saw bersabda, “Tidak boleh bagi perempuan yang ihram memakai tutup kepala dan tidak boleh memakai sarung tangan.” (Bukhari dan Ahmad)

58. Dari Abu Hurairah: Bahwasanya Rasulullah saw pernah melewati suatu onggokan makanan yang akan dijual, lantas beliau memasukkan tangan beliau ke dalam onggokan itu, tiba-tiba jari beliau di dalamnya meraba yang basah. Beliau keluarkan jari beliau yang basah itu dan berkata, “Mengapakah ini?” Jawab yang mempunyai makanan, “Basah karena hujan ya Rasulullah.”Beliau bersabda, “Mengapa tidak engkau taruh di sebelah atas supaya dapat dilihat orang? Barangsiapa yang mengecoh maka ia bukan umatku.” (Muslim)

59. Dari Ibnu Mas’ud: Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Seorang muslim yang mempiutangi seorang muslim dua kali, seolah- olah ia telah bersedekah kepadanya satu kali.” (Ibnu Majah)

60. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang ketika itu tidak ada naungan kecuali naungan-Nya yaitu Pemimpin yang adil; Pemuda yang rajin beribadat kepada Allah; Orang yang hatinya senantiasa terpaut kepada masjid; Dua orang yang berkasih sayang karena Allah, baik di waktu berkumpul maupun berpisah; Seorang lelaki yang diajak berbuat serong oleh wanita bangsawan yang cantik kemudian ia menolak dan berkata, ‘Saya takut kepada Allah’; Orang yang bersedekah dengan diam-diam; Orang yang senantiasa berdzikir (ingat) kepada Allah ketika sendirian kemudian mencucurkan air mata.” (Bukhari – Muslim)

61. Dari Usamah bin Zaid r.a. berkata: Rasulullah saw mengutus kami ke Huraqah pada suku Juhainah maka ketika kami sampai disana, pagi-pagi kami menyerbu. Tiba-tiba aku dan seorang Anshar bertemu dengan seorang dari mereka. Maka ketika kami telah mengepungnya, ia berkata, “LAA ILAAHA ILLALLAAH.” Maka sahabatku orang Anshar itu menyuruh aku menghentikan (tidak membunuhnya) tetapi aku terus saja menikam dengan tombakku sehingga matilah dia. Dan ketika kami telah kembali ke Madinah, berita itu telah sampai kepada Rasulullah saw maka beliau bertanya, “Hai Usamah, apakah engkau bunuh dia setelah ia mengucapkan ‘LAA ILAAHA ILLALLAAH’?” Jawabku, “Ya Rasulullah, ia hanya akan menyelamatkan diri.” Rasulullah saw bertanya, “Apakah engkau bunuh dia setelah ia mengucapkan ‘LAA ILAAHA ILLALLAAH’?” Maka Rasulullah saw mengulang-ulang kalimat itu, sehingga aku ingin andaikan aku baru masuk Islam pada hari itu. (Bukhari – Muslim)

62. Dalam riwayat lain: Rasulullah saw bertanya, “Apakah sesudah ia mengucapkan ‘LAA ILAAHA ILLALLAAH’ masih juga engkau membunuhnya?” Jawabku, “Ya Rasulullah, ia berkata begitu mungkin hanya karena takut kepada senjataku.” Nabi saw bersabda, “Apakah sudah engkau belah dadanya sehingga engkau mengetahui dengan jelas, apakah ia berkata karena takut atau tidak.” Maka Rasulullah saw masih saja mengulang- ulang kalimat itu,sehingga aku ingin kiranya aku baru masuk Islam pada hari itu.

63. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Dapat dipastikan atas manusia bagiannya dari zina yang pasti mengenainya tanpa dapat dielakkan lagi. Dua mata zinanya adalah pandangan mata; Dua telinga zinanya adalah mendengarkan; Lidah zinanya adalah perkataan; Tangan zinanya adalah menampar; Kaki zinanya adalah melangkah; Hati zinanya adalah menyukai dan mengharapkan. Semua perzinaan itu, kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakannya.” (Bukhari – Muslim)

64. Umar bin al-Khaththab r.a. berkata: Saya memberikan kuda kepada seseorang dalam jihad fi sabilillah maka kuda itu disia-siakan oleh orang yang saya beri itu. Lalu saya bermaksud membelinya kembali dengan sangkaan bahwa ia akan menjualnya dengan harga murah. Maka saya bertanya kepada Nabi saw. Dijawab, “Jangan engkau membeli dan jangan engkau menarik kembali sedekahmu, meskipun ia memberikan kepadamu dengan harga satu dirham. Karena orang yang menarik kembali sedekahnya bagaikan orang yang menelan kembali muntahnya.” (Bukhari – Muslim)

65. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Jauhilah olehmu buruk sangka karena buruk sangka sedusta-dusta berita.” (Bukhari – Muslim)

66. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kamu menawar barang hanya untuk menjerumuskan orang lain.” (Bukhari – Muslim)

67. Abu Ayyub r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tidak dihalalkan bagi seorang Muslim memboikot (memusuhi) saudaranya sesama Muslim lebih dari tiga hari. Keduanya berpapasan lalu yang satu berpaling dan yang lain berpaling.Dan sebaik-baik keduanya ialah yang lebih dahulu memberi salam.” (Bukhari – Muslim) .

68. Abu Sa’id (Tsabit) bin adh-Dhahhak al- Anshari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan sesuatu agama selain Islam, padahal ia sengaja berdusta maka ia tercatat sebagaimana yang dikatakannya itu. Dan barangsiapa membunuh dirinya dengan sesuatu (alat) maka ia akan disiksa dengan alat itu pula pada hari kiamat. Dan tidak wajib atas seseorang melaksanakan nadzar terhadap apa yang tidak dimilikinya. Dan melaknat seorang Mu’min sama artinya dengan membunuhnya.” (Bukhari – Muslim) Maksud hadits ini ialah apabila seseorang berkata, “Demi Allah, jika saya berdusta maka saya kafir,” padahal ia sengaja berdusta maka Allah akan mencatatnya seperti apa yang dikatakannya itu.

69. Anas r.a. berkata: Suatu hari Rasulullah saw berkhutbah. Belum pernah aku mendengar Rasulullah saw berkhutbah seperti itu. Maka diantaranya Rasulullah saw bersabda, “Andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu sedikit tertawa dan banyak menangis.” Seketika itu aku melihat sahabat-sahabat Nabi saw menutup mukanya masing-masing sambil menangis terisak-isak. (Bukhari – Muslim) Dalam riwayat lain: Ketika Rasulullah saw mendengar suatu hal mengenai sahabat- sahabatnya maka Rasulullah saw segera berkhutbah memberi nasehat. Dalam khutbah itu Rasulullah saw bersabda, “Telah diperlihatkan kepadaku surga dan neraka, hingga aku merasa belum pernah melihat seperti hari ini tentang kebaikan dan kejahatan. Andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, pasti kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Maka tidak pernah terjadi pada masa sahabat-sahabat Nabi saw sebagaimana hari itu, mereka menutup muka sambil terisak-isak.

70. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Akan berpeluh manusia di hari kiamat hingga mengalir peluh mereka sampai tujuh puluh hasta dan tenggelam mereka dalam peluhnya sendiri hingga ke mulut dan telinga mereka.” (Bukhari – Muslim)

71. Dari Adiy bin Hatim r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tiadalah seseorang dari kamu melainkan akan berhadapan dan ditanya oleh Tuhan tanpa ada antaranya dengan Tuhan seorang juru bahasa. Maka ia melihat ke sebelah kanannya tiada sesuatu pun kecuali amal perbuatannya yang baik-baik dan ia melihat ke sebelah kiri juga tidak melihat sesuatu pun kecuali amal perbuatannya yang buruk dan ia melihat ke depannya maka tidak terlihat kecuali api yang di hadapannya. Maka jagalah dirimu dari api neraka walau dengan bersedekah separuh biji kurma.” (Bukhari – Muslim)

72. ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Manusia akan dihimpun pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan masih kulup (belum berkhitan).” ‘Aisyah bertanya, “Ya Rasulullah, apakah lelaki dan perempuan akan berkumpul dan masing-masing akan melihat kepada yang lainnya?” Nabi saw menjawab, “‘Aisyah, suasana pada hari itu jauh lebih berat dari sekadar sebagiannya mereka memperhatikan sebagian yang lain.” (Bukhari – Muslim)

73. Mu’adz bin Jabal r.a. berkata: Ketika aku membonceng dibelakang Rasulullah saw di atas himar, tiba-tiba beliau bertanya, “Hai Mu’adz, tahukah engkau, apakah hak Allah yang diwajibkan atas hamba? Dan apakah hak hamba yang akan diberikan oleh Allah?” Jawab Mu’adz, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Maka Nabi saw bersabda, “Hak Allah yang diwajibkan atas hamba adalah menyembah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan hak hamba yang akan diberikan Allah adalah tidak akan menyiksa orang yang tidak menyekutukan-Nya.” Saya bertanya, “Bolehkah aku kabarkan yang demikian itu kepada orang banyak?” Jawab Nabi saw, “Jangan, nanti mereka tidak mau berusaha.”

74. Ibnu Mas’ud r.a. berkata: Kami bersama Rasulullah saw dalam qubah, kurang lebih empat puluh orang maka Nabi saw bersabda, “Sukakah kamu jika kamu menjadi seperempat dari ahli surga?” Jawab kami, “Ya.” Bersabda Nabi saw, “Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, aku mengharap semoga kamu menjadi separuh dari penduduk surga. Yang demikian itu karena surga itu tidak dimasuki kecuali oleh orang Muslim, sedangkan kamu di tengah- tengah ahli syirik bagaikan rambut putih di badan lembu hitam atau rambut hitam di kulit lembu merah.” (Bukhari – Muslim)

75. Dari ‘Amr bin ‘Auf r.a. berkata: Rasulullah mengutus Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah r.a. ke Bahrain untuk menagih pajak penduduk. Kemudian ia kembali dari Bahrain dengan membawa harta yang sangat banyak dan kedatangan kembali Abu ‘Ubaidah itu terdengar oleh sahabat Anshar maka mereka pun shalat Shubuh bersama Rasulullah saw. Kemudian setelah selesai shalat mereka menghadap Rasulullah saw maka beliau tersenyum melihat mereka kemudian bersabda, “Mungkin kamu telah mendengar kedatangan Abu ‘Ubaidah yang membawa harta banyak?” Jawab mereka, “Benar, ya Rasulullah.” Lalu Nabi saw bersabda, “Sambutlah kabar baik dan tetaplah berpengharapan baik untuk mencapai semua cita-citamu. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kamu, tetapi aku khawatir kalau terhampar luas dunia ini bagimu, sebagaimana telah terhampar untuk orang-orang yang sebelum kamu, kemudian kamu berlomba-lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba, sehingga membinasakan kamu sebagaimana telah membinasakan mereka.” (Bukhari – Muslim)

76. Dari ‘Utban bin Malik r.a. berkata: Ketika Nabi saw selesai shalat bertanya, “Dimanakah Malik bin al-Dakhsyum?” Dijawab oleh seseorang, “Dia itu munafik, tidak suka Allah dan Rasulullah.” Maka Nabi saw bersabda, “Jangan berkata demikian, tidakkah engkau tahu bahwa ia telah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah? Dan Allah telah mengharamkan api neraka kepada siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah.” (Bukhari – Muslim)

77. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Berlindunglah kamu kepada Allah dari beratnya bala’, menimpanya kesukaran, keburukan takdir dan cemoohan musuh.” (Bukhari – Muslim)

78. Dari Sahl bin Sa’ad r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda kepada Ali r.a., “Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada seseorang karena ajaranmu maka yang demikian itu bagimu lebih baik dari kekayaan binatang ternak yang merah-merah.” (Bukhari – Muslim)

79. Dari Abdullah bin Amr bin al-’Ash r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu pengetahuan dari seorang hamba begitu saja, tetapi akan mencabutnya dengan matinya orang-orang alim, hingga apabila telah habis orang-orang alim maka orang banyak akan mengangkat orang-orang yang bodoh untuk menjadi pemimpin mereka. Lalu jika mereka ditanya, mereka akan memberikan fatwa tidak berdasarkan ilmu pengetahuan. Maka mereka itu sesat dan menyesatkan.” (Bukhari – Muslim)

80. Dari ‘Aisyah r.a. berkata kepada ‘Urwah, “Demi Allah, hai kemenakanku, kami keluarga Nabi saw adakalanya melihat bulan berganti tiga kali dalam dua bulan, sedangkan di rumah-rumah Rasulullah saw tidak dinyalakan api.” ‘Urwah bertanya, “Apa makananmu?” ‘Aisyah menjawab, “Kurma dan air. Hanya saja adakalanya tetangga Rasulullah saw mengirim hadiah susu ternak mereka.” (Bukhari – Muslim)

81. Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata: Suatu hari ‘Aisyah r.a. mengeluarkan kain dan sarung yang tebal, ditunjukkan kepada kami sambil berkata, “Rasulullah saw ketika meninggal dunia sedang memakai sarung dan kain ini.” (Bukhari – Muslim)

82. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Bukanlah orang miskin itu yang berkeliling meminta-minta kepada orang banyak sehingga tertolak dari satu dua suap makanan atau satu dua biji kurma, tetapi orang miskin yang sesungguhnya dan yang dikehendaki oleh Islam untuk dibantu ialah orang yang tidak mempunyai penghasilan yang mencukupi dan yang tidak diingat orang untuk disedekahi serta tidak suka pergi meminta- minta kepada orang lain.” (Bukhari – Muslim)

83. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sungguh, sekiranya salah seorang dari kamu itu pergi mencari kayu dan dipikul di atas pundaknya, lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau ditolak.” (Bukhari – Muslim)

84. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Setiap hamba Allah melewati waktu paginya, tentu ada dua malaikat yang turun berdoa. Yang satu berdoa, “Ya Allah, berilah ganti (balasan yang berlipat) kepada orang yang suka memberi (dermawan).” Malaikat yang kedua berdoa, “Ya Allah, berilah kepada orang yang kikir itu kehancuran dan kemusnahan pada hartanya.” (Bukhari – Muslim)

85. Dari Ibnu Mas’ud r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Tidak boleh seorang menginginkan hak orang lain kecuali dua macam yaitu seseorang yang diberi kekayaan harta oleh Allah lalu digunakannya semata-mata untuk memperjuangkan kebenaran dan seseorang yang diberi ilmu oleh Allah lalu digunakan dan diajarkan kepada manusia.” (Bukhari – Muslim) 86. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tidak boleh seseorang iri terhadap orang lain kecuali dalam dua hal yaitu seseorang yang diberi pengertian Al Qur’an lalu ia mempergunakannya sebagai pedoman amalnya siang-malam dan seseorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta lalu ia membelanjakannya siang-malam untuk segala amal kebaikan.” (Bukhari – Muslim)

87. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Sesungguhnya para fakir miskin dari sahabat Muhajirin datang mengeluh kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong semua pahala, tingkat-tingkat yang tinggi dan kesenangan yang abadi.” Nabi saw bertanya, “Mengapakah demikian?” Mereka menjawab, “Mereka shalat sebagaimana kami, puasa sebagaimana kami, mereka bersedekah sedangkan kami tidak bersedekah dan mereka memerdekakan budak sedangkan kami tidak dapat memerdekakan budak.” Rasulullah saw bersabda, “Sukakah aku ajarkan kepadamu amal perbuatan yang dapat mengejar mereka dan tidak seorangpun yang lebih utama dari kamu, kecuali yang berbuat seperti perbuatanmu?” Mereka menjawab, “Baiklah, ya Rasulullah.” Nabi saw bersabda, “Membaca tasbih (SUBHAANALLAAH), takbir (ALLAAHU AKBAR) dan tahmid (ALHAMDULILLAAH) setiap selesai shalat 33 kali.” Kemudian sesudah itu para fakir miskin itu kembali mengeluh kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, saudara- saudara kami, orang-orang kaya mendengar perbuatan kami maka mereka berbuat sebagaimana perbuatan kami.” Maka Nabi saw bersabda, “Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya.” (Bukhari – Muslim)

88. Dari Ash-Sha’ab bin Jatstsamah r.a. berkata: Saya memberi hadiah himar liar kepada Rasulullah saw, tiba-tiba ditolak dan ketika Nabi saw melihat wajahku berubah (karena merasa kecewa), beliau bersabda, “Kami tidak menolak pemberianmu itu melainkan karena kami sedang melakukan ihram (Orang yang sedang berihram dilarang memburu dan menangkap binatang liar).” (Bukhari – Muslim)

89. Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw datang dari bepergian sedang beranda rumah kututup dengan tabir yang bergambar patung maka ketika Rasulullah saw melihatnya, beliau merobek-robeknya seraya berkata, “Manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat nanti adalah orang-orang yang menyerupakan ciptaan Allah.” (Bukhari – Muslim)

90. Dari ‘Aisyah r.a. berkata, “Belum pernah aku melihat Rasulullah saw tertawa sehingga terlihat langit-langit mulutnya tetapi beliau selalu tersenyum.” (Bukhari – Muslim)

91. Dari Abu Umar r.a. berkata, “Rasulullah saw biasa jika keluar dari jalan asy-Syajarah dan jika kembali dari jalan al-Mu’arris. Dan jika masuk Makkah dari jalan ats-Tsaniyatul ‘Ulya dan jika keluar dari ats-Tsaniyatus-sufla.” (Bukhari – Muslim)

92. Dari Abu Mas’ud (Uqbah) bin ‘Amr al-Badri r.a. berkata: Seseorang datang kepada Nabi saw dan berkata, “Saya terpaksa mundur dari shalat jama’ah Shubuh karena Fulan (Imam) memanjangkan bacaannya.” Berkata Uqbah, “Maka saya tidak pernah melihat Nabi saw marah dalam suatu nasihat sebagaimana waktu itu.” Nabi saw bersabda, “Hai sekalian manusia, seseungguhnya diantaramu ada orang-orang yang membenci orang lain. Maka barangsiapa diantaramu mengimami orang banyak, hendaklah ia meringkas (bacaan suratnya) karena di belakangnya ada orang yang sudah lanjut usia, orang yang lemah dan orang yang mempunyai kepentingan.” (Bukhari – Muslim)

93. Dari Abu Ya’la (Ma’qil) bin Yasar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tiadalah seseorang yang diamanati oleh Allah untuk memimpin rakyatnya kemudian ketika mati, ia masih menipu rakyatnya melainkan pasti Allah mengharamkan surga baginya.” (Bukhari – Muslim)

94. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Seorang Muslim wajib mendengar dan taat kepada pemerintahnya pada apa yang disetujui dan yang tidak disetujui, kecuali jika diperintah bermaksiat. Maka apabila disuruh bermaksiat, ia tidak wajib mendengar dan tidak wajib taat.” (Bukhari – Muslim)

95. Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata: Aku bersama dua orang sepupuku masuk kepada Rasulullah saw, maka salah seorang dari sepupuku berkata, “Ya Rasulullah, berilah kepada kami jabatan pada salah satu bagian yang diberikan Allah kepadamu.” Sepupuku yang kedua juga berkata demikian, maka Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah, kami tidak mengangkat seseorang pada suatu jabatan kepada orang yang menginginkan atau orang yang berambisi pada jabatan itu.” (Bukhari – Muslim)

96. Dari Abu Sa’id (Abdurrahman) bin Samurah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda kepadaku, “Ya Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut kedudukan dalam pemerintahan karena jika engkau diserahi jabatan tanpa meminta, maka engkau akan dibantu oleh Allah untuk melaksanakannya. Tetapi jika jabatan itu engkau peroleh karena permintaanmu, maka akan diserahkan ke atas bahumu atau kebijaksanaanmu sendiri. Dan jika engkau telah bersumpah atas sesuatu perkara kemudian engkau dapatkan perkara lainnya yang lebih baik, maka tebuslah sumpah itu dan kerjakanlah apa yang lebih baik itu.” (Bukhari – Muslim)

97. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw melewati seseorang yang sedang menasihati saudaranya karena pemalu, maka Nabi saw bersabda, “Biarkanlah ia karena sesungguhnya sifat malu itu sebagian dari Iman.” (Bukhari – Muslim)

98. Dari Abu Wa’il (Syaqiq) bin Salamah berkata: Biasanya Ibnu Mas’ud r.a. memberi ceramah kepada kami setiap hari kamis, maka seseorang berkata kepadanya, “Hai Abu Abdurrahman, aku ingin agar engkau suka memberi ceramah setiap hari.” Ibnu Mas’ud menjawab, “Tiada halangan bagiku untuk memberi ceramah setiap hari, hanya saja aku khawatir akan menjemukan kamu. Dan aku sengaja memberi ceramah dalam waktu yang jarang, sebagaimana Rasulullah saw pernah memberi ceramah kepada kami, khawatir akan membuatmu jemu dari nasehat.” (Bukhari – Muslim)

99. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Apabila bersandal salah seorang kamu, hendaklah ia mendahulukan kaki yang kanan dan jika melepas, hendaklah ia mendahulukan kaki yang kiri. Hendaklah yang kanan lebih dahulu disandali dan yang terakhir dilepaskan.” (Bukhari – Muslim)

100. Dari ‘Amr bin Salamah r.a. berkata: Rasulullah saw mengajarkan kepadaku, “Bacalah BISMILLAH dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari yang dekat-dekat kepadamu.” (Bukhari – Muslim)

01. Dari Abu Hurairah r.a. berkata, “Selamanya Rasulullah saw tidak pernah mencela makanan, maka jika beliau suka, dimakannya dan jika beliau tidak suka, ditinggalkannya makanan itu.” (Bukhari – Muslim)

02. Dari Hudzaifah r.a. berkata: Rasulullah saw melarang kami dari pakaian sutera yang halus atau tebal dan minum dari bejana emas atau perak lalu beliau bersabda, “Itu semua untuk orang-orang kafir di dunia dan untuk kamu di akhirat.” (Bukhari – Muslim)

03. Dari Ummu Salamah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Orang yang minum dari bejana perak seolah-olah menuangkan ke dalam perutnya api neraka jahannam.” (Bukhari – Muslim) *** Dalam riwayat Muslim: Sesungguhnya orang- orang yang makan dalam bejana perak atau emas atau yang minum dalam bejana perak atau emas, seolah- olah menuangkan ke dalam perutnya api neraka jahannam.

04. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Segerakanlah pemakaman jenazah, maka jika ia jenazah orang shaleh, berarti kamu menyegerakan ia kepada kebaikan dan jika sebaliknya, berarti kamu telah melepaskan kejahatan dengan segera dari bahumu (pundakmu).” (Bukhari – Muslim)

05. Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Ketika istri-istri Rasulullah saw sedang berkerumun di sisi Rasulullah saw, tiba-tiba datang Siti Fatimah yang jalannya cepat seperti jalannya Rasulullah saw. Ketika Rasulullah saw melihat kepadanya, maka dia disambut dengan ucapan, “Selamat datang anakku,” kemudian ia didudukkan di sebelah kanan atau kirinya, lalu dibisikkan kepadanya. Tiba-tiba ia menangis tersedu-sedu dan ketika Rasulullah saw melihat tangisnya, beliau berbisik kembali kepadanya, lalu tertawalah Fatimah. Maka aku berkata, “Rasulullah saw mengistimewakan dengan rahasia-rahasia atas Fatimah lebih dari istri-istrinya.” Maka menagislah aku dan ketika Rasulullah saw telah pergi dari tempat itu, aku bertanya kepada Fatimah, “Apa yang dikatakan Rasulullah saw tadi kepadamu?” Fatimah menjawab, “Aku tidak akan membuka rahasia Rasulullah saw.” Kemudian setelah Rasulullah saw meninggal, aku berkata, “Sungguh aku ingin mendapat keterangan tentang apa yang dibisikkan oleh Rasulullah saw kepadamu itu.” Fatimah menjawab, “Kini baiklah. Pada bisikan pertama Nabi saw memberitahukan bahwa Jibril biasa mengulangi padanya bacaan al-Qur’an setiap tahun satu kali dan kini dia mengulanginya sampai dua kali, ‘Aku merasa bahwa ajalku sudah dekat, maka bertakwalah kamu kepada Allah dan sabarlah. Aku adalah sebaik-baik orang yang mendahului kamu,’ karena itu aku menangis. Kemudian ketika beliau melihat aku sangat sedih, beliau membisikkan kepadaku untuk kedua kalinya, ‘Hai Fatimah, tidak puaskah engkau sebagai wanita yang utama bagi sekalian Mu’min atau wanita yang utama dari sekalian umat ini? Maka tertawalah aku karenanya.” (Bukhari – Muslim)

06. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Barangsiapa menurunkan kainnya dibawah mata kaki karena sombong, Allah tidak akan melihat kepadanya dengan pandangan rahmat pada hari kiamat.” Maka Abubakar r.a. bertanya, “Ya Rasulullah, kainku selalu turun kebawah mata kaki, kecuali jika kujaga benar-benar.” Nabi saw bersabda, “Engkau tidak berbuat itu karena sombong.” (Bukhari – Muslim)

07. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Allah tidak akan melihat dengan pandangan rahmat pada hari kiamat kepada siapa yang memakai (menurunkan) kainnya karena sombong.” (Bukhari – Muslim)

08. Dari Anas r.a berkata: Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa memakai kain sutera di dunia, maka tidak akan memakainya di akhirat.” (Bukhari – Muslim)

09. Dari Umar bin al-Khaththab r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Janganlah engkau memakai kain sutera, maka barangsiapa memakainya di dunia, tidak akan memakainya di akhirat.” (Bukhari – Muslim)

10. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menghadiri jenazah hingga menshalatkannya, maka ia akan mendapat pahala satu qirath dan barangsiapa menghadirinya hingga dimakamkan, maka ia akan mendapat pahala dua qirath.” Ketika ditanya, “Aapakah dua qirath itu?” Nabi saw menjawab, “Sebesar dua bukit yang besar-besar.” (Bukhari – Muslim)

11. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, Bagaimanakah pendapatmu seumpama ada sebuah sungai di muka pintu salah seorang dari kamu, lalu ia mandi daripadanya setiap hari lima kali, apakah masih ada tertinggal kotorannya?” Para sahabat menjawab, “Tidak.” Nabi saw bersabda, “Maka demikianlah shalat lima waktu, Allah akan menghapuskan dosa-dosa dengannya.” (Bukhari – Muslim)

12. Dari Abu Hurairah r.a. berkata, “Kekasihku Rasulullah saw pernah berpesan kepadaku supaya berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dua rakaat dan shalat witir sebelum tidur.” (Bukhari – Muslim)

13. Dari Abu Musa r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diberikan oleh Allah kepadaku bagaikan hujan yang turun ke tanah, maka ada sebagian tanah yang subur, yang dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput yang banyak sekali. Dan adapula tanah yang keras menahan air, hingga berguna untuk minuman dan penyiraman kebun tanaman. Dan ada sebagian tanah yang keras kering tidak dapat menahan air dan tidak pula menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Demikianlah perumpamaan orang yang pandai dalam agama Allah dan mempergunakan apa yang diberikan Allah kepadaku, lalu mengajarkannya dan perumpamaan orang yang tidak dapat menerima petunjuk Allah yang telah ditugaskan kepadaku.” (Bukhari – Muslim)

14. Abu Sa’id al-Khudri r.a. mendengar Rasulullah saw bersabda, “Jika salah seorang kamu melihat mimpi yang disukai, maka itu dari Allah dan hendaklah diceritakannya kepada orang lain.”Dalam riwayat lain: “Jangan diberitakan kecuali kepada orang yang engkau sukai. Dan jika mimpi yang menakutkan, maka itu dari setan dan hendaklah ia berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak menceritakannya kepada orang lain, maka tidak akan berbahaya baginya. (Bukhari – Muslim)

15. Dari Abu Qatadah r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Impian yang baik dari Allah dan impian yang buruk dari syetan. Maka barangsiapa bermimpi melihat sesuatu yang tidak disukainya, hendaklah ia meludah ke sebelah kiri tiga kali dan membaca A’UDZU BILLAAHI MINASY SYATHAANIR RAJIIM tiga kali, maka tidak akan membahayakannya.” (Bukhari – Muslim)

16. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Janganlah salah seorang kamu membangunkan temannya dari tempat duduknya, kemudian ia duduk padanya. Tetapi hendaklah kamu memperluas (merenggangkan) untuk memberi tempat.” Adalah Ibnu Umar dalam mempraktekkan hadits ini, jika seseorang bangun dari majelisnya, ia tidak suka duduk pada tempat orang itu. (Bukhari – Muslim)

17. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Orang yang berkendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan, yang berjalan memberi salam kepada yang duduk dan rombongan yang sedikit memberi salam kepada rombongan yang banyak.” (Bukhari – Muslim)

18. Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Jangan menyendiri seorang lelaki dengan perempuan melainkan harus ada mahram yang menyertainya. Dan jangan berpergian seorang perempuan melainkan bersama mahramnya.” Maka ada seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, istriku pergi berhaji sedangkan aku telah tercatat untuk pergi berperang.” Maka Nabi saw bersabda, “Pergilah engkau berhaji bersama istrimu.” (Bukhari – Muslim)

19. Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Perumpamaan orang Mukmin yang membaca al-Qur’an adalah bagaikan buah jeruk; baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak dapat membaca al-Qur’an adalah bagaikan kurma; rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca al-Qur’an adalah bagaikan bunga yang berbau harum dan rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al-Qur’an adalah bagaikan buah hanzhal yang tidak berbau dan rasanya pahit.”

20. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya umatku pada hari kiamat nanti akan dipanggil dalam keadaan putih cemerlang muka, tangan dan kakinya dari bekas-bekas wudhu”. Maka barangsiapa ingin memperpanjang kecermelangannya itu, hendaklah ia melakukannya. (Bukhari – Muslim)

21. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Andaikan manusia benar- benar mengetahui keutamaan shaf pertama dan menyambut adzan kemudian untuk mendapatkan shaf pertama mereka harus berundi, niscaya mereka akan berundi untuk mendapatkannya. Dan andaikan mereka mengetahui keutamaan mendatangi shalat berjamaah pada waktu yang awal, niscaya mereka akan berlomba-lomba untuk mendahuluinya. Dan andaikan mereka mengetahui keutamaan shalat shubuh dan ‘isya berjamaah, pasti mereka akan mendatanginya, meskipun dengan merangkak-rangkak.”

22. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Apabila telah diserukan adzan untuk shalat maka berlari mundurlah setan sambil terkentut-kentut, hingga tidak terdengar olehnya suara adzan itu. Apabila adzan telah selesai, ia pun datang kembali. Kemudian ia mengganggu hati orang yang shalat, seraya berkata, ‘Ingatlah ini dan ingatlah itu.’ Padahal yang demikian itu tidak pernah diingatnya sebelum shalat. Sehingga orang yang shalat itu tidak tahu lagi, sudah berapa rakaatkah shalat yang dikerjakannya itu.” (Bukhari – Muslim)

23. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Shalat seseorang dengan berjamaah itu dilipatgandakan (pahalanya) atas shalatnya yang dilakukan di rumah atau di pasarnya dengan kelipatan dua puluh lima kali. Yang demikian itu karena apabila ia menyempurnakan wudhu’nya dengan maksud untuk shalat (berjamaah), maka tiadalah ia melangkahkan kakinya selangkah melainkan terangkat untuknya satu derajat dan dihapuskan daripadanya satu kesalahannya. Lalu apabila ia melakukan shalat, maka senantiasalah Malaikat mendoakan atasnya, selama ia masih tetap berada di tempat shalatnya. (Doa Malaikat itu adalah), ‘Ya Allah, belas kasihanilah dia. Ya Allah, rahmatilah dia.’ Dan senantiasalah salah seorang kamu dianggap berada dalam shalat, selama ia menantikan shalat (berjamaah).” (Bukhari – Muslim)

24. Zaid bin Tsabit r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, “Hai sekalian manusia, shalatlah di rumah, maka sesungguhnya seutama-utama shalat seseorang itu adalah di rumahnya, kecuali shalat fardhu.” (Bukhari – Muslim)

25. Ibnu Umar r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, “Jadikan penghabisan (akhir) shalatmu pada waktu malam dengan shalat witir.” (Bukhari – Muslim)

26. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bangun malam pada bulan Ramadhan dan mengerjakan shalat malam karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah maka diampuni semua dosanya yang telah lalu.” (Bukhari – Muslim)

27. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Andai aku tidak khawatir akan memberatkan umatku, niscaya kuwajibkan mereka bersiwak (gosok gigi) pada tiap-tiap shalat.” (Bukhari – Muslim)

28. Abu Hurairah r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, “Lima macam dari fitrah (kelakuan yang tetap dari sunat para Nabi) yaitu khitan, mencukur rambut kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur kumis.” (Bukhari – Muslim)

29. Ibnu Umar r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, “Cukurlah kumis dan peliharalah jenggot.” (Bukhari – Muslim)

30. Dari Jabir bin Samurah r.a. berkata: “Penduduk Kufah mengadukan Sa’ad bin Abi Waqqash r.a. kepada Amirul Mukminin Umar bin Al-Khaththab r.a. sehingga Umar pun memecatnya dan digantikan oleh Ammar bin Yasir r.a. Begitu berat pengaduan mereka, hingga mereka mengadukan bahwa engkau tidak bisa shalat dengan sempurna.” Jawab Sa’ad, “Adapun aku, demi Allah, memimpin mereka dalam shalat sebagaimana shalat Rasulullah saw tidak mengurangi sedikit pun daripadanya. Yaitu memanjangkan dua rakaat pertama dan memendekkan dua rakaat terakhir.” Berkata Umar, “Aku kira engkau memang demikian adanya, ya Abu Ishaq.” Kemudian Umar mengirim Sa’ad ke Kufah bersama beberapa orang untuk menanyakan langsung kepada rakyat di sana tentang dirinya. Setiap masjid didatangi dan kepada jamaah yang ada di situ langsung ditanyakan tentang Sa’ad. Maka mereka pun menjawab dengan jujur, terus terang dan mereka semua memuji kebaikan Sa’ad kecuali ketika mereka masuk di masjid bani ‘Abs, maka ketika ditanyakan tentang Sa’ad ada seorang lelaki bernama Usamah bin Qatadah yang bergelar Abu Sa’adah menjawab, “Jika engkau bertanya tentang Sa’ad maka ia adalah orang yang tidak suka keluar memimpin pasukan perang, kalau membagi tidak pernah rata dan kalau menghukum tidak adil.” Mendengar jawaban seperti itu, Sa’ad menyerahkan urusannya kepada Allah dan berkata, “Ingat, saya hendak berdoa tiga macam yaitu ‘Ya Allah, jika hamba-Mu ini berdusta (yakni Abu Sa’adah), hanya bermaksud mencari muka dan nama, maka panjangkanlah umurnya, jadikan ia miskin sampai tua dan hadapkan ia kepada berbagai fitnah.’” Ternyata doa Sa’ad dikabulkan oleh Allah, sehingga ketika orang itu telah lanjut usia, selalu saja bila orang bertanya tentangnya maka dijawab, “Orang yang telah terkena bala’ oleh doa Sa’ad bin Abi Waqqash r.a.” (Bukhari – Muslim)

31. Abdul Malik bin Umar yang meriwayatkan hadits ini dari Jabir bin Samurah berkata, “Saya sendiri melihat orang itu telah demikian tuanya, sehingga alisnya hampir menutupi matanya. Tetapi ia selalu duduk- duduk di tepi jalan mengganggu gadis-gadis yang lewat.”

32. Dari Abu Waqid (al-Harits) bin ‘Auf r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang banyak (para sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga orang lelaki. Maka dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw, sedang yang seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di hadapan Rasulullah saw. Lalu salah seorang dari keduanya melihat tempat kosong pada majelis itu, kemudian duduk padanya. Sedang yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga maka ia berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah selesai menyampaikan ajarannya, berliau bersabda, “Sukakah aku beritahukan kepadamu tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Yang seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan) maka Allah pun malu (untuk menyiksanya). Sedang orang yang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling dari padanya (tidak memberikan rahmat-Nya).” (Bukhari – Muslim)

33. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Ada seseorang yang biasa menghutangkan kepada orang-orang, maka jika ia menyuruh menagih kepada pesuruhnya, ia selalu berpesan, ‘Jika kamu mendapati orang itu masih belum dapat membayar, maka maafkanlah dia, semoga Allah memaafkan kami kelak.’ Maka ketika ia berhadapan dengan Allah, Allah memaafkannya.” (Bukhari – Muslim)

34. Dari Abu Waqid (al-Harits) bin ‘Auf r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang banyak (para sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga orang lelaki. Maka dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw, sedang yang seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di hadapan Rasulullah saw. Lalu salah seorang dari keduanya melihat tempat kosong pada majelis itu, kemudian duduk padanya. Sedang yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga maka ia berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah selesai menyampaikan ajarannya, berliau bersabda, “Sukakah aku beritahukan kepadamu tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Yang seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan) maka Allah pun malu (untuk menyiksanya). Sedang orang yang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling dari padanya (tidak memberikan rahmat-Nya).” (Bukhari – Muslim)

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Label